Untuk Kepentingan Umum

Ketegangan di Semenanjung Korea Tambah Panas

Dua pesawat pengebom kelas berat B-1B milik Amerika Serikat bergabung dengan latihan skala besar di Korea Selatan pada Kamis (7/12), di tengah peringatan dari Korea Utara yang menyebut aksi itu membuat perang tak terhindarkan.

Latihan tahunan AS dan Korea Selatan yang bertajuk “Vigilant Ace” itu menyertakan 230 pesawat, termasuk beberapa pesawat siluman paling canggih AS, dan dilakukan sepekan setelah Korea Utara menguji coba peluru kendali balistik antarbenua tercanggihnya yang bisa mencapai daratan Amerika.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyatakan latihan tersebut dan “ancaman perang konfrontasional” yang dilakukan para pejabat AS membuat perang tak terhindarkan.

“Pertanyaannya kini adalah: kapan perang itu akan pecah?” kata Kemlu Korut dalam pernyataan yang dikutip Reuters. “Kami tidak ingin perang tapi kami tidak bisa bersembunyi dari itu.”

China, tetangga sekaligus sekutu lama Korea utara, kembali meminta semua pihak tenang dan menyatakan perang bukan jawaban dari masalah. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Korea Utara menginginkan pembicaraan langsung dengan AS untuk mendapatkan jaminan keamanan.

“Kami harap semua pihak bisa tetap tenang dan menahan diri dan mengambil langkah untuk menenangkan ketegangan dan tidak saling memprovokasi,” kata juru bicara Kemlu China Geng Shuang.
“Semua pihak tidak menginginkan perang. Mereka yang akan menderita adalah orang-orang biasa.”

Di sela sebuah konferensi di Wina, Lavrov mengatakan kepada Menlu AS Rex Tillerson bahwa latihan militer dan retorika agresif AS mengakibatkan eskalasi ketegangan yang tak dapat diterima.

Lavrov mengatakan telah menyampaikan keinginan Pyongyang menggelar pembicaraan langsung kepada Tillerson.

“Kita tahu bahwa Korea Utara sangat ingin berbicara dengan Amerika Serikat soal jaminan atas keamanannya. Kami siap mendukung itu, kami siap mengambil peran memfasilitasi negosiasi,” kata Lavrov dalam laporan kantor berita Interfax yang dikutip Reuters.
Sementara itu, juru bicara Kemlu AS Heather Nauert mengatakan pembicaraan langsung dengan Korea Utara “tidak dipertimbangkan hingga mereka bersedia mendenuklirisasi.”

“Ini adalah hal yang Rusia setujui, China setujui dan banyak negara lain setujui,” ujarnya.

Sumber: CNNIndonesia.Com

Berita Lainnya
Leave a comment