Untuk Kepentingan Umum

Pangeran Arab Beli Lukisan Yesus Kristus Rp6,1 Triliun

Semula tak ada yang tahu siapa yang membeli lukisan Yesus Kristus karya Leonardo DaVinci berusia 500 tahun itu. Aslinya, lukisan bertajuk “Salvator Mundi”–yang berarti “Juru Selamat Dunia” dibuat Leonardo da Vinci atas pesanan Raja Louis XII dari Prancis. Lukisan itu terjual dengan harga 450,3 juta dollar AS atau setara Rp6,1 triliun di Balai Lelang Christie’s di New York belum lama ini.

Semula nama yang tersiar sebagai pembeli adalah seorang pangeran tak dikenal bernama Pangeran Bader bin Abdullah bin Mohammed bin Farhan al-Saud dari Arab Saudi. Tapi belakangan terungkap pembeli sesungguhnya adalah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman atau yang biasa dikenal dengan inisialnya MBS.

Tentu saja pembelian lukisan ini mengundang decak sekaligus banyak pertanyaan. Pertama soal harganya yang fantastis. Memang patut diakui lukisan ini sangat berharga dan bernilai sejarah tinggi. Diketahui, lukisan ini bakal disimpan di Museum Louvre Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Louvre Abu Dhabi adalah museum pertama yang menggunakan nama Louvre di luar Prancis. Tempat ini akan menjadi “museum universal pertama di dunia Arab”, sebagai tanda ambisi global UEA yang kaya minyak.

Selama ini, Dubai dan Abu Dhabi di UEA menjadi simbol kemakmuran dunia Arab. Gedung tertinggi dan tercanggih berada di sana. Namun, hingga kini masih jadi pertanyaan, apakah ambisi global itu sekadar proyek mercu suar? Bukankah rakyat Timur Tengah kebanyakan masih hidup diliputi kemiskinan, perang, dan pengebirian HAM, termasuk hak berpendapat dan hak kesetaraan bagi perempuan?

Tambahan pula, Arab Saudi tengah gencar mengetatkan anggaran. Perilaku sang putra mahkota ini seakan menafikan gerakan tersebut. Tidakkah ini bisa dianggap pemborosan uang Negara?

Dilihat dari sisi lain, pembelian lukisan Yesus juga mengundang tanya berikutnya. Selama ini Arab Saudi menganut Islam aliran Wahhabi yang konservatif. Dalam ajaran Wahhabi penggambaran benda hidup, manusia dan hewan, dilarang, karena dianggap sebagai berhala. Di sana lukisan atau patung manusia dan hewan tak hanya dilarang, tapi juga wajib dihancurkan. Tambahan pula, ini lukisan Yesus yang dianggap Tuhan bagi umat Nasrani. Lantas, apa artinya bila kini ada pangeran Arab beli lukisan Yesus?

Apakah tengah terjadi perubahan nilai, norma, atau keyakinan di kalangan elite kerajaan Arab Saudi? Apa ini lanjutan dari sikap moderat yang mulai muncul di negeri gurun itu setelah membolehkan wanita menyetir mobil dan nonton bola di stadion?

Di luar itu, yang menggelitik kita juga, ketika putra mahkota Arab Saudi membeli lukisan Yesus, kok kita di sini masih berdebat halal-haram mengucapkan “Selamat Natal”?

Sumber: watyutink.com

Berita Lainnya
Leave a comment