Dikasih Sanksi Bukannya Takut, Korut Malah Menantang
Tiongkok meminta semua negara melakukan upaya konstruktif guna mengurangi ketegangan di semenanjung Korea pasca Korea Utara (Korut) mendapat sanksi dari PBB. Bukannya tunduk, Korut malah mengatakan, sanksi PBB yang terakhir terhadapnya adalah tindakan mengajak perang dengan melakukan blokade ekonomi yang ketat.
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korut pada hari Jumat karena melakukan uji coba rudal balistik antar benua baru-baru ini. Sanksi tersebut membatasi akses Korut terhadap produk minyak bumi, minyak mentah, dan pendapatannya dari para pekerja Korut di luar negeri.
Resolusi PBB yang disusun AS juga menutup pasokan minyak mentah ke Korut sebesar empat juta barel per tahun. Ini membuat Dewan Keamanan PBB melakukan pengurangan lebih lanjut jika Korut melakukan uji coba nuklir lagi atau meluncurkan rudal balistik antar benua, Inter Continental Ballistic Missiles (ICBM).
Korut pada hari Minggu menolak resolusi tersebut, menyebutnya sebagai pernyataan perang.
Berbicara di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan, Resolusi PBB tersebut memperkuat sanksi namun tidak dirancang memberikan dampak pada warga sipil, pertukaran ekonomi normal, kerja sama, atau bantuan kemanusiaan.
Pihaknya, ujar Hua, juga meminta penggunaan cara damai untuk menyelesaikan masalah ini. Semua pihak harus mengambil langkah untuk mengurangi ketegangan.
“Dalam situasi sekarang, kami meminta semua negara untuk menahan diri dan melakukan upaya proaktif dan konstruktif untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan menyelesaikan masalah dengan tepat,” kata Hua, Selasa, (26/12/2017).
Sekutu lama Korut, Tiongkok dan Rusia sama-sama mendukung sanksi PBB terbaru.
Sumber: Jawapos.com