Hantu diwujudkan dalam bentuk sesuatu yang menyeramkan. Banyak pula kita takut dibuat keberadaan hantu. Bahkan, tertawa hantu bikin bulu merinding. Tetap ada juga yang tak percaya hantu itu ada.
Sejumlah tayangan televisi bahkan memperlihatkan beberapa pemburu hantu membawa peralatan elektronik yang diyakini dapat mendeteksi energi hantu.
Meski belum bisa menyajikan bukti tak terbantahkan bahwa hantu itu ada, banyak pemburu hantu yakin fisika modern pun mendukung keberadaan hantu. Mereka merujuk pada Hukum Kekekalan Energi yang dirumuskan oleh Bapak Fisika Modern, Albert Einstein, sebagai dasar ilmiah keberadaan hantu.
Dalam bukunya, Ghosthunters, peneliti hantu John Kachuba menulis, “Einstein membuktikan bahwa seluruh energi di alam semesta adalah tetap dan tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Jadi apa yang terjadi dengan energi itu ketika kita mati? Jika itu tak dapat dihancurkan, energi itu pastinya, menurut Einstein, berubah menjadi energi dalam bentuk lain. Apakah energi baru itu? Apakah kita bisa menyebut kreasi baru itu hantu?”
Gagasan ini muncul dan diusulkan sebagai bukti adanya hantu. Sebuah kelompok di Amerika Serikat yang bernama Tri County Paranormal di Maryland, Amerika Serikat, menyatakan, “Ketika kita hidup, kita memiliki energi listrik dalam tubuh kita. Apa yang terjadi dengan listrik yang berada dalam tubuh kita, yang membuat jantung berdenyut dan kita bernapas?”
Jawaban pertanyaan itu sebenarnya sangat sederhana dan tidak misterius. Menurut penjelasan laman Life’s Little Mysteries LiveScince, setelah seseorang meninggal, energi dalam tubuh mereka maupun seluruh organisme lain pindah ke lingkungan. Ketika seorang manusia mati, energi yang tersimpan dalam tubuh mereka dilepas dalam bentuk panas dan pindah ke binatang yang mengkonsumsi jasad itu, baik binatang liar maupun bakteri dan cacing serta tumbuhan yang menyerap nutrisi dari tanah. Jika jasad itu dikremasi, energi dilepas dalam bentuk panas dan cahaya.
Ketika kita makan tumbuhan atau binatang mati, kita mengkonsumsi energi mereka dan mengubahnya menjadi energi bagi tubuh kita. Reaksi kimia ketika makanan dicerna melepas energi yang dibutuhkan binatang untuk hidup, bergerak, dan bereproduksi. Energi itu tidak ada dalam bentuk energi elektromagnetik berbentuk bola cahaya, melainkan panas dan energi kimia. (tmp/firda)