Untuk Kepentingan Umum

Akhirnya PAUD Pena Punya Ruang Sendiri

Mata Madsoni berkaca-kaca. Ia menahan haru tanda bahagia. Penggiat gerakan literasi di Kabupaten Tangerang itu seolah bermimpi, karena lembaga Pendidikan Usia Dini (PAUD) Pena yang turut dibidaninya segera memiliki ruang belajar sendiri.
PAUD bagi Sonil, demikian ia akrab disapa sangat penting untuk menumbuhkembangkan minat anak-anak belajar sejak dini. Gagasan itu muncul ketika ia bersama rekan-rekannya mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Himata sejak 2010 lalu.
Saat itu, kata Soni, mereka yang kerap datang untuk belajar mengisi waktu luang atau bermain diantaranya anak-anak usia dini.
“Semangat mereka untuk belajar mengilhami kami untuk mendirikan PAUD Pena,” ujarnya, Senin (12/3/2018).
Tak berfikir lama, mereka pun merealisasikan gagasan itu dengan jumlah murid awal hanya sekitar lima anak.
“Fasilitas belajarnya kami gunakan gubuk milik PKBM Himata,” tambahnya.
Meski didera serba kekurangan fasilitas, namun hal itu tidak mematahkan semangat para pendirinya. Tahun-tahun selanjutnya berisi tantangan, karena jumlah orang tua yang menitipkan anaknya untuk belajar terus bertambah.
“Akhirnya tahun 2012 kami urus izin operasionalnya ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, dan alhamdulilah sudah keluar surat izin itu,” Sonil bercerita dengan wajah sedikit sumringah.
Meski demikian, ia tetap memikirkan kelanjutan programnya, karena sedari awal didirikan hingga tahun ketiga, kegiatan di PAUD itu tidak memungut biaya sepeserpun dari orang tua murid, bahkan untuk kelengkapan siswa seperti buku Iqra, mereka menguasahan pengadaannya sendiri.
Setelah tiga tahun, orang tua murid pun berinisiatif untuk iuran untuk biaya operasional yang nominalnya Rp1.000 perhari. Dana itu pun jika dibandingkan dengan kebutuhan masih jauh dari mencukupi. Mimpi mereka untuk memiliki gedung sendiri pun masih perlu perjalanan panjang.
“Jumlah siswa terus bertambah, terakhir sekitar 60 anak, namun kegiatan masih menumpang di fasilitas TBM,” Sonil menghela nafas dalam.
Berdoa dan terus berusaha mencari pihak-pihak yang peduli terhadap kondisi PAUD tersebut tak pernah lelah dilakukan pria yang juga pegiat motor literasi (Moli) Kabupaten Tangerang.
Ternyata, salah satu yayasan yang mereka kenal melalui akun sosial media memberikan jawaban setelah lima tahun yang lalu mereka berkabar tentang aktivitas di PAUD tersebut.
“Alhamdulilah, Yayasan Hati Gembira sebagai salah satu penyalur dana CSR dari donatur Alfamart mau membantu kami,” kata Sonil.
PAUD tersebut akan mendapatkan bantuan dua unit ruang kelas serta toilet seperti yang dituturkan Maria, selaku perwakilan Yayasan Hati Gembira saat sosialisasi rencana pembangunan itu kepada orang tua murid.
“Kami paham betul bahwa PAUD Pena ini perlu ruang kelas baru. Makanya kami bantu ruang kelas. Diharapkan dengan ruang kelas yang akan di bangunkan, bisa meningkatkan kualitas anak bangsa di masa yang akan datang dan mereka diharapkan bisa menuntut ilmu lebih baik lagi, sehingga akan membawa bangsa ini maju di kemudian hari,” ujar Maria.
Yayasan tersebut, kata Maria salah satu fokusnya di sektor pendidikan dengan membangun ruang kelas belajar (RKB), serta kegiatan yang memberi dampak positif bagi masyarakat, seperti pelatihan atau pembinaan mutu pendidikan dan guru.
Maria berharap, program CSR itu dapat membantu meningkatnya kualitas pendidikan yang bermutu sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia pun turut meningkat. (rr/firda)
Berita Lainnya
Leave a comment