Untuk Kepentingan Umum

Akal Sehat dan Revolusi Indonesia

ilustrasi

Akal sehat masyarakat, terutama generasi korban pembantaian massal 1965: bagaimana peristiwa penculikan dan pembunuhan para jendral AD di Jakarta bisa dijadikan dalih untuk menuduh PKI sebagai dalang, mengesahkan pembantaian jutaan orang di Indonesia, penahanan dan pembuangan ratusan ribu lainnya sebagai anggota atau simpatisan PKI? Tuduhan tanpa pengadilan, yang begitu cepat mengalir. Namun, akal sehat ini sudah dibuktikan oleh Komnas HAM Indonesia, bahwa pembantaian, penahanan dan pembuangan itu adalah pelanggaran HAM berat. Lebih dari itu, sampai saat ini, diskriminasi atas generasi PKI masih melekat meskipun tidak sekejam pada zaman Orde Baru.

Hoax, fitnah, disinformasi dan sejenisnya tentu saja mudah menjangkit alam pikir masyarakat, tidak perduli seberapa canggih teknologi yang digunakan masyarakat, seperti halnya juga terjadi pada zaman kemajuan Teknologi Informasi saat ini. Akibat disinformasi yang disebarkan secara terencana oleh kaum imperialis dan reaksioner di Indonesia, peristiwa ’65 itu mudah dijadikan dalih untuk menghabisi kekuatan politik dan sosial. Selain itu, hoax yang disebarkan sebelum peristiwa itu juga sejumlah tuduhan tentang kejahatan PKI, pembunuhan para Kiai, pembakaran Qur’an oleh PKI, komunis itu atheis, dan sebagainya. Namun, akal sehat yang sederhana pasti bisa menangkal kegelapan dan penggelapan itu, seberapapun canggihnya teknologi yang digunakan.

Di manapun di dunia ini, kepercayaan dan keyakinan tak bisa dimusnahkan, percaya Tuhan atau tak percaya Tuhan, kepercayaan kepada Tuhan yang berbeda-beda, yakni agama-agama, semua itu tetap hidup dalam jiwa masyarakat, tak bisa dimusnahkan. Karena itu, toleransi yang bisa menjaga perdamaian di masyarakat yang majemuk dan memisahkan agama dari politik, sebab seperti juga diyakini oleh kaum agamawan yang bijak bestari, jika agama sudah masuk politik, maka agama akan kehilangan jiwanya, mudah memicu konflik dan pertikaian atas dasar perbedaan keyakinan. Itulah yang terjadi pada zaman kegelapan (Dark Ages, atau jahiliyah), seperti Perang Salib. Juga konflik dan perang atas dasar kesukuan dan ras. Semua ini menimbulkan kejahatan atas manusia.

Semua itu dengan mudah bisa ditangkal, bukan oleh kecanggihan, tapi akal sehat. Akal sehat atau penalaran yang adil dan jernih serta keberanian, niscaya terus berkembang di masyarakat, di barisan generasi yang memeluk sikap ilmiah, demokratis dan adil. Generasi ini sudah lahir dan terus lahir serta berkembang untuk membangun masa depan Indonesia yang maju dan revolusioner. Dan tiada ideologi yang bisa membangun kemajuan dan kemanusiaan saat ini, kecuali ideologi nasionalisme yang anti neokolonialisme dan imperialisme. Itulah ideologi revolusioner yang akan membangkitkan dan memajukan masyarakat Indonesia saat ini dan masa depan. Itulah gerak maju masyarakat Indonesia, yang masih terjajah oleh imperialisme saat ini, belum bebas dari cengkraman imperialisme dan kaum reaksioner yang anti demokrasi dan kontra revolusioner. (firda)

Berita Lainnya
Leave a comment