Gedung yang terletak di Jalan Pahlawan Seribu, Kecamatan Setu, banyak ditumbuhi alang-alang. Bahkan pepohonan semak belukar yang tumbuh subur di area bangunan kusam itu ketinggiannya mencapai sekitar 2 meter. Tumbuh di luar sekeliling area gedung

“Maaf enggak bisa masuk. Ini perintah dari dinasnya begitu,” kata Jubir, petugas keamanan proyek gedung DPRD Tangsel, Senin (2/7/2018).

Area bangunan tampak berdebu tebal disertai sampah berserakan. Sarang binatang serangga pun banyak dijumpai. Jubir, petugas keamanan yang dikaryakan Dinas Bangunan Penataaan Ruang (DBPR) Kota Tangsel itu bersiaga di depan pos berbentuk bedeng dari triplek.

Ia mengatakan tahun ini proyek pembangunan gedung DPRD kembali dilanjutkan. Menurutnya, ia mendengar kabar proyek pembangunan gedung berlantai tiga ini bakal tahap keempat kembali dilanjutkan.

Paket pekerjaan mencakup pengadaan meubeler. “Kayak kursi, meja, lemari kantoe,  lift juga,” ujarnya mempersilahkan mengambil gambar dari luar area gedung yang mangkrak.

Diketahui, berdasarkan audit Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Banten terdapat temuan dalam penyerapan APBD 2017 untuk proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangsel. Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) merilis kontrak relatif besar yakni, mencapai Rp 34.559.350.000.

Adapunn jumlah perusahaan yang mengajukan penawaran sebanyak dua kontraktor. Pemenang sudah 12 kali memenangkan proyek pengadaan barang dan jasa di Pemkot Tangsel.

TRUTH menemukan minimnya efisiensi kontrak terhadap Harga Perkiraan Sementara (HPS). Pagu senilai Rp 5.970.903.500. Nilai kontrak Rp 5.936.048.000. (den)