Untuk Kepentingan Umum

Energi Tak Tersalurkan Bikin Siswa Pilih Tawuran

Maraknya kasus tawuran antar pelajaran ditenggarai karena penyaluran energi yang tidak pada tempatnya. Ini lantaran gairah muda para pelajar disalurkan bukan untuk hal positif tetapi negative. Salah satunya lewat aksi berantem masal.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan Herlina Mustika Sari mengatakan, perlu ada langkah konkret agar tawuran tidak terjadi lagi. Ia menilai siswa yang ikut tawuran lantaran penyaluran energinya tersendat.

“Baru-baru ini ada tawuran pelajar yang terjadi antara SMK Bhipuri dengan SMK Sasmita. Hal ini merupakan tragedi yang memperihatinkan. Para siswa tidak bisa menyalurkan energinya untuk hal yang positif,” imbuhnya.

Lebih memprihatinkan lagi, tawuran terjadi berdekatan dengan Hari Anak Nasional (HAN). Di mana anak-anak sedang merayakan hari anak nasional, tetapi di Tangsel ada sebagian anak  remaja menyalurkan energinya justru dengan tawuran.

Herlina mengungkapkan, masalah tawuran yang terjadi adalah tanggung jawab semua pihak.

Mulai dari keluarga sebagai unit yang terkecil, harus dapat menemukan cara bagaimana membuat anak merasa aman, nyaman dan terlindungi.

“Dari kasus yang ditangani P2TP2A Tangsel, terkait permasalahan yang menyangkut dengan anak-anak, baik anak sebagai korban maupun anak yang berkonflik dengan hukum, biasanya ada suatu keretakan dalam keluarganya,” ungkapnya.

Kemudian Herlina mengatakan, sekolah harus bisa melindungi anak secara keseluruhan, baik secara fisik maupun psikis.

“Kami menghimbau kepada sekolah untuk bisa mengakomodir semua kegiatan, agar anak bisa menyalurkan energinya kepada hal yang positif,” paparnya.

Herlina  berpesan kepada masyarakat agar bisa menjalankan fungsinya seperti yang tercantum dalam Undang-undang perlindungan anak.

“Pertama fungsi pencegahan untuk perlindungan anak dan masyakat juga harus bisa mendeteksi jika ada gejala kejadian yang akan mengorbankan anak,” ujarnya.

Herlina melanjutkan, peran Pemerintah sangat penting, karena diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana seperti gelanggang remaja, perpustakaan dan mengadakan acara yang bisa menyalurkan minat dan bakat para remaja.

“Kita semua pernah remaja, dan kita tau energi kita saat remaja sangat besar dan luar biasa. Oleh sebab itu kita harus bisa menyalurkan energi pada kegiatan yang bermanfaat,” ujar.

Herlina menandaskan, jika empat fungsi elemen (keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah) tersebut dijalankan, tidak akan ada lagi kejadian-kejadian seperti ini.

“Untuk kasus yang sudah terjadi, kami dari P2TP2A Tangsel akan mendampingi pelaku tawuran untuk menjalankan proses hukum, karena pelaku masih tergolong usia anak yang berkonflik dengan hukum,” tandasnya. (ari/firda)

Berita Lainnya
Leave a comment