Untuk Kepentingan Umum

Budi Daya Ikan di Tangerang Terpuruk oleh Limbah

Kasi Teknologi Produksi dan Usaha Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Sugi Surya Galih

Limbah industri yang dibuang ke beberapa sungai di Tangerang tidak hanya berdampak pada lingkungan, namun juga pembudidaya dan perambak ikan. Jika hal ini terus dibiarkan, mereka bisa gulung tikar.

Kasi Teknologi Produksi dan Usaha Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Sugi Surya Galih mengatakan, bahwa permasalahan yang dialami oleh pembudidaya dan petambak ikan di Kabupaten Tangerang ini dikarenakan Sumber Daya Air (SDA) yang sudah terkontaminasi limbah.

“Ikan air tawar itu lebih banyak permasalahannya, sementara untuk ikan air payau itu lebih sedikit permasalahannya. Pertama permasalahan dua air itu adalah penyakit ikan dan lingkungannya, lingkungan di Tangerang sudah banyak tidak asli lagi perairannya, banyak yang sudah tercemar dan terkontiminasi. Biasanya terkontaminasi oleh zat nitrit, nitrat dan residu yang merupakan zat logam berat,” jelasnya, Rabu (25/9/2018).

Zat-zat tersebut mengancam gagal panennya sejumlah pembudidaya dan petambak ikan. Selain itu, Sugi menjelaskan, para pembudidaya dan petambak tersebut kini dalam pengawasan serius pihaknya, sebab masih terdapat permasalahan lainnya yakni permasalah permodalan dan permasalahan pasar.

“Tidak hanya limbah, permasalahan lahan budidaya dan tambak juga saat ini mengancam mereka, seperti wilayah pesisir yang memproduksi udang kini terancam oleh penyempitan luas wilayah. Sehingga udang kita yang dulu menjadi primadona di tahun 1980 sekarang sudah sulit karena tambak itu berubah alih fungsi, sekitar 80 persen dari 25 kelompok yang terdiri dari 15 orang petambak telah gulung tikar,” ungkapnya.

Permasalahan pasar, lanjut Sugi, juga ada di para pembudidaya dan petambak. Pasalnya walaupun mereka itu komoditas unggulan seperti Lele, Bandeng dan Udang Vannamei bilamana tidak bisa menembus pasar tetap akan mengancam mereka. Oleh karena itu Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang mencoba menangani permasalahan tersbeut secara berkelanjutan.

“Berkurangnya para pembudidaya dan petambak di Kabupaten Tangerang saya harap tidak, tapi tidak menutup kemungkinan 5 tahun dan 10 tahun kedepan bahkan 30 tahun kedepan RT/RW di Keronjo bukan lahan hijau lagi dan mungkin lahan pemukiman selesai sudah nasib para petambak,” pungkasnya.

Diketahui pembudidaya ikan air tawar sampai saat ini masih mendominasi di daerah Cisauk hingga Cisoka, sementara di wilayah pesisir didominasi oleh petambak ikan air asin atau payau. Dari pembudidaya dan petambak ikan yang dimiliki Kabupaten Tangerang menghasilkan tiga ikan unggulan yang telah mejadi komoditas ekspor. Ketiga ikan unggulan itu yakni Ikan Lele, Ikan Bandeng dan Udang Vannamei.

Berita Lainnya