Untuk Kepentingan Umum

Isu Kependudukan Harus Prioritas di RPJMD Kabupaten Tangerang

Kabid Kependudukan pada BKKBN Banten Budoyo

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten meminta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar untuk mewaspadai ledakan penduduk. Pasalnya, saat ini, jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang terbesar di Banten.

Berdasarkan hasil proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai lebih dari 3,58 juta orang, terdiri dari 1,83 juta laki-laki dan 1,75 juta perempuan.

“Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang terbanyak penduduknya di Banten, dengan persentase mencapai sekitar 29,1 persen dari total penduduk Banten sebesar 12,7 juta jiwa pada Juni 2018,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKBN Banten Budoyo disela-sela Sosialisasi Pengendalian Penduduk di Desa Babat, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Rabu (21/11/2018).

Dari jumlah tersebut, kata Budoyo, Kecamatan Pasarkemis mempunyai jumlah penduduk terpadat, yaitu mencapai 345.070 jiwa (9,63%), diikuti Cikupa sebesar 289.065 jiwa (8,06%), Kelapa Dua sebesar 236.379 jiwa (6,59%), dan Curug sebesar 215.033
jiwa (5,99%). Sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah adalah Kecamatan Mekar Baru dengan jumlah penduduk hanya sekitar 38 437 jiwa.

Sementara berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk laki-laki lebih banyak 4 persen dibandingkan jumlah penduduk perempuan yaitu 104,69 persen, atau setiap 100 perempuan terdapat 104 laki-laki.

Sex ratio tertinggi, kata Budoyo, terdapat di Kecamatan Kemiri yakni sebesar 108,60 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebesar 98,55 dan merupakan satu – satunya kecamatan yang mempunyai angka sex ratio dibawah 100, yang artinya setiap 100 perempuan hanya terdapat 98 laki- laki, atau jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

“Berdasarkan data tersebut, perlu ada komitmen tinggi dari Pemkab Tangerang untuk mengendalikan jumlah penduduk. Karena kalau dibiarkan, akan menjadi beban berat,” tambahnya.

Kebijakan yang dimaksud, lanjutnya, harus ada komitmen dari pemangku kebijakan, bahwa persoalan pertumbuhan kependudukan menjadi isu penting yang harus dicari jalan keluarnya.

“Tentunya harus tertuang dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) yang saat ini sedang dipersiapkan. Karena itu menjadi bukti keseriusan Pemkab Tangerang menjawab persoalan kependudukan ini,” bebernya.

Namun ia pun sangat mengapresiasi langkah yang telah ditempuh oleh Pemkab Tangerang, salah satunya adanya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang khusus menangani soal kependudukan dan keluarga berencana, yaitu Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).

“Di Banten, Kabupaten Tangerang satu-satunya daerah yang memiliki OPD yang mengkhususkan menangani soal kependudukan dan keluarga berencana, tentu sangat kami apresiasi sekali. Tentu ini salah satu bukti komitemen Bupati Zaki,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX DPR RI Irgan Chairul Mahfidz merasa terkejut saat mengetahui bahwa di Desa Babat, Kecamatan Legok, masih ada seorang ibu yang melahirkan anak sampai 15 orang.

“Saya kira ini harus jadi perhatian serius Pemkab Tangerang, tadi saya dengar ada 5 orang ibu yang melahirkan 15 orang anak. Kalau semua ibu-ibu seperti ini, jumlah penduduk kita bisa seperti Cina,” ujar Irgan.

Ia mendorong program keluarga berencana (KB) semakin diintensifkan, karena besarnya jumlah penduduk harus seimbang dengan kualitasnya.

“Kita tidak ingin karena jumlah anak yang banyak masa depan anak-anak kita itu suram, karena hak kesehatan, pendidikan mereka tidak terpenuhi. Sementara tantangan hidup mereka semakin ketat. Kita ingin generasi masa depan kita generasi yang kuat, sehat dan berotak cerdas, itu salah satu tujuan program KB,” tukasnya.

Berita Lainnya