Untuk Kepentingan Umum

Ratu Dian Ajak Perempuan Jangan ‘Alergi’ Politik

Wasekjen DPP Partai Golkar Ratu Dian Hatifah saat menjadi pembicara di sebuah acara di Tangsel.

Dunia politik identik dengan dunia maskulin. Ini dapat tergambar dari dominannya laki-laki ketimbang perempuan yang terjun di politik. Mengambil sampel data daerah pemilihan di Tangerang Raya, yang meliputi Kota Tangerang, Kota Tangsel, dan Kabupaten Tangerang, dari sepuluh kursi yang tersedia, hanya satu kursi yang diisi perempuan. Sisanya laki-laki.

Kondisi ini membuat politik didominasi laki-laki. Meskipun ada juga perempuan-perempuan yang sukses dalam politik. Misalnya di Banten, dari delapan kabupaten/kota, empat daerah dipimpin perempuan. Nah, rendahnya partisipasi perempuan di dunia politik harus dicari masalah.

Kenapa mereka terkesan enggan terjun ke politik. Kalaupun ada yang terjun, hanya untuk memenuhi kuota 30 persen seperti yang diamanatkan undang-undang.

Padahal aturan main sudah jelas, perempuan diberikan ruang untuk berpartisipasi dalam politik. Tidak hanya menjadi penonton tetapi ikut terjun langsung dalam dunia politik. Tinggal bagaimana kecerdikan perempuan untuk tampil di politik di tengah stigma dominasi laki-laki.

Wasekjen DPP Partai Golkar Ratu Dian Hatifah mengaku paling intens mensosialisasikan pentingnya kesadaran berpolitik kaum perempuan. Dari setiap pertemuan dengan masyarakat, isu soal perempuan paling sering ia lontaran.  Warga yang pernah bertemu dengannya paham bagaimana ia membahas isu perempuan dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, hingga politik.

“Tinggal memberikan pemahaman kepada kaum perempuan untuk tidak alergi politik. Harus terjun, jangan hanya menjadi penonton saja,” katanya, saat menjadi pembicara di acara Pendidikan Pemilih Bagi Perempuan dan Peringatan Hari Ibu tahun 2018, di kawasan Tangsel, akhir pekan lalu.

Ia juga mengatakan, pendidikan pemilih bagi perempuan sangat penting diberikan kepada calon pemilih serta masyarakat sipil. Kegiatan ini dilakukan karena sejak beberapa periode keterwakilan perempuan Golkar dari dapil belum pernah berasal dari perempuan selalu yang unggul adalah dari laki-laki.

“Saya berharap dengan adanya pendidikan politik ini para pemilih mau memberikan kepercayaannya kepada perempuan Golkar baik untuk level nasional, propinsi maupun kabupaten/kota,” kata caleg dapil Banten III nomor urut dua ini.

Sementara dosen Fisip Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani mengatakan, keterwakilan perempuan dari partai Golkar minim dan ini menjadi pekerjaan rumah buat mereka agar sering-seringlah mempromosikan kader kader perempuan terbaiknya. Sehingga perlu kerja bersama dan jejaring yang kuat agar keterwakilan tercapai di propinsi Banten pada khususnya.

Dosen Psikolog UIN Syarif Hidayatullah Diana Mutiah berpesan pada caleg caleg perempuan agar tahan mental dan kuat secara psikologis dengan melihat kenyataan di lapangan yang membutuhkan energi ekstra dari setiap sosialisasi yang dilakukan.  Kesabaran merupakan kunci dari kesuksesan bagi para caleg

Anggota Bawaslu Kota Tangsel Muhammad Acep memberikan rambu rambu agar calon legislatif perempuan tidak memberikan contoh yang buruk. Ikuti aturan KPU dan jauhi larangan larangan misalnya melakukan politik uang atau yang sejenisnya.

Karena saat ini jika caleg memberi yang dikenai sanksi adalah calegnya bukan penerima uang. Bawaslu selalu mengawal caleg caleg yang akan sosialisasi agar terhindar dari praktik yang menjatuhkan caleg itu sendiri. (firda)

Berita Lainnya