Perkembangan zaman yang kian maju berdampak kepada sejumlah perubahan dalam sendi-sendi kehidupan. Mulai dari gaya hidup hingga gaya berfikir. Nah, pola pikir tersebut rupanya memengaruhi cara tangkap dalam melihat zaman.
Generasi millenial sering disebut generasi kekinian. Mereka jumlahnya cukup besar. Mereka nanti yang akan memainkan peran kehidupan berbangsa dan bernegara beberapa tahun ke depan
Dosen Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Dr. Umaimah Wahid mengungkapkan generasi Milenial adalah generasi yang maju dalam pemikirannya, mereka lebih mengedepankan idealism dibandingkan terlibat secara praktis di dunia politik. Tapi generasi milenial ini juga tidak alergi dengan politik meski jumlahnya banyak di Indonesia.
“Maka itu sumber daya manusia (SDM) yang sehat fisik, kuat, dan tidak berpenyakit untuk menggerakkan pembangunan dan konsep kerja pemerintah. Kerja fisik juga berarti bahwa manusia Indonesia mempunyai kekuatan dalam menentukan aktivitas yang mereka hendak dikerjakan,” katanya.
Wasekjen DPP partai Golkar Ratu Dian Hatifah mengatakan, pendidikan politik jika dikaitkan dengan unsur pendidikan agama Islam sangat kental muatannya dengan prinsip prinsip keagamaan dimana setiap orang yang terlibat di dalam partai di atur dan taat pada aturannya seperti dalam AD-ART.
“Kesemua unsur dan sifat itu sesungguhnya menjadi pondasi dasar bagi tegak kokoh serta solidnya bangunan politik, jika semua SDM yang berada di dalamnya mampu mengakomodasi seluruh elemen kepentingan hajat hidup orang banyak,” katanya, saat mengisi acara pendidikan politik bagi generasi millenial di Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
Partai Golkar yang mengusung empat programnya. Yakni sembako murah, lapangan kerja mudah, rumah Murah terjangkau, Revolusi Industri 4,0. Ingin mendorong generasi milenial mau dan serius memberi masukan kepada partai politik, agar tatanan dan struktur partai berikut programnya dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Golkar merasa berkepentingan untuk merangkul generasi muda milenial yang secara data dari BPS berjumlah yaitu 90 juta milenial (berusia 20-34 tahun), angka yang cukup besar untuk mendorong perubahan ke jangkauan yang lebih tinggi.
Millenial generation terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 – 1990, atau pada awal 2000 generasi ini lekat dengan dunia maya, memiliki pengetahuan tinggi dalam menggunakan platform dan perangkat mobile, ternyata melahirkan titik lemah bagi para generasi ini, titik lemah tersebut berdampak terhadap minimnya keterlibatannya dalam politik.
Sementara itu akademisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Eka Sartika Dewi mengatakan, kekuatan politik hari ini ada di tangan anak anak muda.
Sinergi anak muda dan kreatifitas generasi milenial menjadi lumbung dan kekuatan tersendiri bagi kehidupan berpartai. Karena itu harapan terbesar buat generasi milenial yang terdidik dan agamis serta memiliki keunggulan tersendiri dari generasi lainnya.
Milenial wajib memberikan kontribusi pemikiran yang original dan konsep konsep pembangunan yang berdasarkan pada kebutuhan masa depan. (firda)