Untuk Kepentingan Umum

Doa Neno Provokasi dan Meresahkan

Doa Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo- Sandi, Neno Warisman yang dibacakan saat munajat 212 di Monas, Kamis (21/2) menuai kontroversi. Doa itu juga membuka tabir siapa paslon yang sebetulnya jualan agama untuk kepentingan kekuasaan.

Ketua Umum Arus Baru Indonesia (Arbi) Lukmanul Hakim menilai doa tersebut membuktikan kalau Neno sedang memprovokasi dan membuat kegaduhan yang bisa menimbulkan keresahan di masyarakat. Doa yang diambil saat perang badar tersebut juga sangat tidak pas karena mengkotak-kotakan. Yang bukan bagian dari kelompoknya dianggap kafir.

Menurutnya perang badar adalah perang antara kaum muslimin dan kafir Quraisy. Dengan membacakan doa itu Neno menyamakan kalau paslon 01 adalah kaum kafir Quraisy.

“Ini berbahaya. Masa KH Maruf Amin dianggap kafir karena bukan bagian dari kelompoknya. Padahal pak Kyai seorang ulama besar, ” katanya, melalui keterangan tertulisnya.

Dirinya mencurigai pembacaan doa tersebut sudah dipesan. Jangan -jangan telah direncanakan dan memang disiapkan untuk munajat 212. Mustahil kalau Neno melakukan improvisasi tanpa ada persetujuan dari tim kampanyenya.

Ia menilai doa tersebut membuktikan kalau Neno anggap pilpres ini sebagai perang badar. Padahal pilpres hanya kontestasi lima tahunan. Kenapa menganggap ini sebagai perang.
Makanya ia heran dengan doa tersebut yang dibacakan saat munajat yang katanya untuk kepentingan bangsa.

“Kalau begitu munajat bukan untuk persatuan tapi mengajak perang. Sangat tidak elok, “imbuhnya.
Seperti diketahui doa Neno Warisman saat munajat 212 menuai kontroversi. Pasalnya doa yang diambil saat perang Badar tersebut dianggap mendeskreditkan pasangan 01.

Dalam potongan video tersebut, Neno Warisman menyebut kalimat berikut, “Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan tak menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu.” (firda)

Berita Lainnya