Untuk Kepentingan Umum

Pendongeng Budi Euy Kampanye Kurangi Sampah Plastik

Budi Euy berpose saat hendak dipotret wartawan Respublika.id

 

Pendongeng keliling nusantara Budi Sabarudin akan kampanye mengurangi sampah plastik serta mengajak masyarakat membudayakan pola hidup bersih, dan sehat kepada para siswa.

Itu dilakukan dengan cara memanggungkan naskah dongeng bertajuk “Perang Melawan Kerajaan Lalat,” yang dimulai di Pondok Pesantren Daarul Ahsan Dangdeur, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Senin (25/3/2019) pukul 08.30 WIB.

Pertunjukan dongeng ini melibatkan lebih dari 20 siswa dari pondok pesantren, di antaranya sebagai pemain dan pemusik. Tujuannya memberikan kesempatan kepada santri bermain pertunjukan dongeng.

“Ini pola baru yang saya pakai dalam pertunjukan dongeng dengan melibatkan para santri. Padahal biasanya dalam pertunjukan dongeng saya bermain sendirian seperti monolog,” kata Budi, Kamis (21/3/2019).

Pria yang akrab disapa Kang Budi ini menjelaskan, bahwa dongeng Perang Melawan Kerajaan Lalat menceritakan tentang raja lalat yang gelisah akibat banyaknya program pola hidup bersih dan sehat, baik di sekolah, rumah, kantor maupun lingkungan yang digulirkan pemerintah.

Raja lalat merasa khawatir program itu berhasil, lalu mematikan dan memusnahkan bangsa lalat, karena bangsa lalat justru bisa hidup atau bisa makan dari berbagai sampah atau lingkungan yang jorok, kotor, bau dan kumuh.

Raja lalat kemudian mencari-cari cara agar program pola hidup bersih dan sehat itu gagal. Namun manusia tak mau kalah dari bangsa lalat, apalagi lalat binatang yang tak punya akal.

Manusia kemudian menyatakan perang melawan kerajaan lalat dengan cara membersihkan berbagai sampah plastik, rumah, sekolah, kantor dan lingkungan. Bangsa lalat kemudian satu demi satu mati karena kelaparan.

“Pesan penting dalam dongeng ini sebagai kampanye mengajak pihak sekolah dan masyarakat membersihkan sampah apa pun, termasuk sampah plastik dan lingkungan. Juga mengajak mengurangi volume sampah,” kata Kang Budi yang memiliki nama panggung Budi Euy .

Dirinya merasa prihatin karena negeri ini dalam kondisi darurat sampah. Hal itu dilihat dari perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih membuang sampah sembarangan dan belum membudayakan hidup bersih dan sehat. Ironisnya, hal itu terjadi pada semua kelas masyarakat di negeri ini.

“Indonesia ini rangking kedua di dunia pembuang sampah plastik ke lingkungan. Itu menurut Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti. Menurutnya, sampah plastik di Indonesia  mencapai 64 juta ton per tahun dan 3,2 juta ton-nya dibuang ke laut,” katanya.

Realitas itu, lanjut Kang Budi, sangat memprihatinkan, karena plastik sulit terurai dan bisa dikonsumsi biota laut seperti ikan. Ikan-ikan bisa mati, lama-lama di laut hanya tinggal limbah sampah plastik. Ikan Paus yang mati di laut Filipina akibat makan 40 kilo gram sampah plastik harus jadi pelajaran bangsa ini.

“Saya sebagai pendongeng keliling nusantara ingin memberikan kontribusi pada negara dan masyarakat, yakni membangun pola hidup bersih dan sehat dengan cara mengajak para siswa dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan menjalankan serta membudayakan pola hidup bersih dan sehat, agar jauh dari berbagai macan penyakit. Hidup bersih dan sehat itu indah dan keren,”ucapnya.

Kang Budi menjelaskan, alur pertunjukan dongeng ini akan dikemas seringan mungkin agar mudah dicerna para penonton. Demikian juga dengan seting panggung hanya menggunakan kursi dan alat-alat kebersihan sebagai idiom-idiom budaya bersih dan sehat. Selain itu, pertunjukan dongeng akan diwarnai dengan lagu yang nadanya mudah dicerna para penonton.

Rencananya menurut Kang Budi, naskah ini akan dikelilingkan di Tangerang Raya, kemudian di Provinsi Banten, Jabodetabek, dan pada November 2019 mendatang akan dibawa ke luar provinsi. “Untuk luar provinsi, lokasinya masih dipertimbangkan,” tutur Budi yang juga seorang jurnalis ini. (Setia)

Berita Lainnya