Untuk Kepentingan Umum

Ayo Bangun Peradaban Baru Lewat Rumah Syariah

Sekrertaris Rumahku Surgaku Muhaddist Daeng Baso memberikan sambutan di acara akad istishna di Days Hotel Neglasari Kota Tangerang

Membangun properti yang tidak lazim tengah dilakukan group Rumahku Surgaku. Pengembang syariah tersebut membangun tanpa instrument bank. Kemudian penghuninya diatur dalam aturan syariah.
Sekertaris Rumahku Surgaku Muhaddiist Daeng Baso mengatakan, rumah syariah yang diusungnya banyak diminati masyarakat. Baginya ini merupakan amanah. “Ini juga tantangan bagi kami karena bapak dan ibu memberi kepercayaan,” katanya saat memberikan sambutan acara di Akad Istishna perumahan group Rumahku Surgaku di Days Hotel, Neglasari, Kota Tangerang, Rabu (10/7/2019).

Kurang lebih 500 konsumen group Rumahku Surgaku hadir dalam acara itu. Mereka berasal dari konsumen perumahan Al-Kautsar Moeslim City, Sangiang Islamic Village, Samawa Village Sepatan, dan Cluster Raudhatul Jannah. Akad Istishna adalah akad pemesanan dalam sistem syariah. Bagi konsumen perumahan ini artinya tahap awal untuk memiliki rumah.

Ia melanjutkan, bahwa membeli rumah syariah ini bukan sekedar soal transaksi penjual dan pembeli. Tetapi dengan rumah yang didapat halal ini, penghuninya diharapkan sakinah mawadah warohmah. Kemudian saling bersilaturahim dan membangun peradaban baru yang diawali dari kawasan ini.

Karena tidak pakai bank maka jual beli rumah ini tidak ada bunga. Tidak ada denda, dan juga tidak disita. Jadi konsep rumah syariah ini menghilangkan riba. Sehingga diharapkan penghuninya terbebas dari dosa besar riba. “Sebab itu lewat rumah syariah ini mari kita bangun peradaban baru,” ujarnya.

Ratusan konsumen antusias hadiri akad istishna di Days Hotel Neglasari Kota Tangerang

Ketua DPD RCC Tangerang Raya Hermansyah mengatakan, di setiap kawasan perumahan group Rumahku Surgaku bakal ada Dewan Kemakmuran Masyarakat. Wadah ini akan bersinergi dengan para penghuni. Tujuannya untuk saling mengingatkan agar hidup rukun dan damai.

Keberadaan DKM juga untuk pembinaan masyarakat di antaranya soal bahaya riba. Diharapkan di perumahan syariah tanpa riba ini kehidupan penghuni dan sekitarnya nyaman. Kemudian bisa sama-sama membangun peradaban baru.

Sementara, Area Manger Rumahku Surgaku Banten Saoma Jaya menambahkan, pihaknya menganggap bahwa rumah itu bagian dari rejeki. Sebab itu bagi yang berusaha dan siapa pun bisa memiliki. “Namun kenyataannya masyarakat masih sulit mendapat rumah,” tandasnya.

Kesulitan itu ternyata regulasi-regulasinya yang dibuat pemerintah sendiri. Seperti dalam perumahan bersubsidi tetap harus pakai syarat-syarat bank untuk mendapatkan. Akibatnya program rumah subsidi yang digelontorkan pemerintah gagal. Sebaliknya bagi pihak bank dan developernya untung banyak.

Kata Saoma, melihat kondisi itu pengembang syariah Rumahku Surgaku ingin membantu masyarakat. Bahwa semua bisa memiliki rumah. Tidak terbatas kepada kalangan maupun penghasilan. Intinya mereka bisa membayar dan memiliki rumah.

Sebagai informasi acara Akad Istishna yang dihadiri paling banyak konsumen ini disambut gembira mereka. Turut hadir dalam kesempatan itu jajaran direksi dan manajemen Rumahku Surgaku, dewan dan pengurus Riba Crisis Centre (RCC), kemudian para area manager dan project manager.(setia)

Berita Lainnya