Untuk Kepentingan Umum

Meriahkan HUT ke-11 Kota Tangsel, Dispar Gelar Festival Chef

Dinas Pariwisata (Dispar) Tangsel menggelar Festival Chef dalam rangka HUT ke-11 Kota Tangsel di lokasi wisata Kampung Rimbun, Serua, Ciputat, Sabtu (23/11).

Kegiatan itu disambut antusias peserta yang terdiri dari umum dan dinas. Sebanyak 20 peserta memeriahkan acara tersebut. Kegiatan juga didukung ICHA (Indonesia Chef Assosiation), dan PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Tangsel.

Kepala Dispar Tangsel Dadang Sofyan mengatakan, lewat festival ini diharapkan chef bisa menyajikan masakan tradisional. Sehingga masyarakat mengetahui masakan itu terutama yang berasal dari Tangsel. Misalnya sayur besan dan pecak. Kegiatan ini juga dapat menjadi ajang promosi kuliner Tangsel karena memang menunya enak-enak. Bila sudah dapat promosi dengan baik tentunya akan semakin mengenalkan produk olahannya. Ini tentunya akan sangat baik sekali bagi perkembangan kulinernya.

“Costumer juga jadi tahu betapa variatifnya masakan Indonesia itu. Nah, ini yang akan terus kita promosikan masakan Tangsel yang sudah terkenal bikin goyang lidah,” katanya saat memberikan sambutan.

Ia mengklaim, bahwa Tangsel salah satu tempat kuliner paling ramai di saat akhir pekan. Karena itu dalam festival ini agar disajikan masakan tradisional dan modern supaya muncul ciri khas Indonesia-nya.

Sementara kepada para peserta lomba dirinya berpesan agar jangan berkecil hati bagi yang belum beruntung.Karena kegiatan ini dimaksudkan untuk pembelajaran. Terpenting adalah menampilkan olahan sebaik mungkin. Menang-kalah itu urusan belakangan.

“Lomba ini kan hanya pemantik saja. Kalau sudah menyajikan olahan yang benar-benar enak tentunya akan sangat bagus sekali. Kegiatan ini juga jadi ajang promosi bagaimana menyajikan hasil olahan sebaik mungkin,” ungkapnya.

Andry WS dari ICHA pusat mengatakan, sebagai chef harus benar-benar memahami masakan Indonesia. Saat ini
bukan lagi melihat rasa tapi juga kompetesinya.

Sementara, Ketua PHRI Tangsel Gusri Efendi menambahkan, untuk hotel dan restoran masih penyumbang retribusi kedua di Tangsel. Namun kedepan persaingan ini makin keras. “Karena banyak SDM di hotel dan restoran dari asing,” katanya.

Dengan persaingan yang kian ketat para koki dituntut kreatif dengan membuat menu-menu unik yang dapat memancing rasa pengunjung untuk kembali lagi. Caranya dengan menyajikan makanan yang terbaik dan enak. Ia yakin jika melihat koki hotel di Tangsel sepertinya mudah untuk melakukannya.

Pihaknya mengharapkan ICHA bisa menjadi pendobrak. Membuat menu-menu baru yang dapat menarik banyak pengunjung. “Terus berusaha untuk menyakikan menu makanan yang enak-enak agar pengunjung yang datang bisa terus bertambah,” imbuhnya. (daw)

Berita Lainnya