Untuk Kepentingan Umum

Lockdown di Indonesia, Perlukah?

Lockdown3

Lockdown bisa diartikan tindakan mengunci tahanan di selnya masing-masing, biasanya dilakukan untuk memulihkan keadaan setelah ada keributan di penjara.

Kosakata ini sekarang mendunia setelah wabah Covid 19 melanda Wuhan, ibukota provinsi Hubei, sejak November 2019 sampai akhir Februari 2020. Lockdown di seluruh provinsi Hubei berlaku efektif sejak 23 Januari 2020 menjelang Tahun Baru Imlek sampai 25 Maret 2020, dan berakhir di Wuhan pada tanggal 8 April nanti. Di Indonesia, orang menjadi latah menggunakan kosakata ini dan mendesak presiden Jokowi untuk menerapkan lockdown. Selagi Jokowi belum bertindak, beberapa kota dan provinsi sudah menutup arus keluar masuk lalu lintas, seperti Tegal, tanpa mengetahui apa itu lockdown. Kini, warga pun mulai menutup kampung-kampungnya (lockdown) di beberapa daerah.

Untuk mengetahui apa itu lockdown terkait dengan wabah Covid 19, kita merujuk kembali kepada lockdown di Hubei Wuhan. Mengapa RRC menerapkan lockdown di provinsi Hubei? Karena RRC mengetahui sebuah wabah flu baru yang menyerang paru-paru (radang paru-paru) dari puluhan orang di Wuhan, dengan kelompok pertama adalah puluhan pekerja hotel di Wuhan dan kelompok kedua adalah tidak sampai 10 pedagang di pasar ikan Wuhan. Kedua lokasi berdekatan dan pada waktu yang bersamaan, pekan olahraga militer internasional berlangsung di Wuhan. Dokter-dokter di Wuhan menangani pasien flu dan kebingungan, karena ia bukan flu dan demam biasa, tapi menyerang paru-paru sehingga menyebabkan sesak nafas dan mereka tidak mengetahui apa penyebabnya. Setelah segera diambil sample dan diteliti oleh ahli medis Cina, penyakit flu baru ini disebabkan oleh virus corona baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Pada akhir Desember 2019, dokter Cina melaporkan kepada WHO dan penyakit flu ini segera dinaman Corona Virus Disease 2019 atau Covid 19.

Pada tanggal 10 Januari 2020, seorang pasien Covid 19 meninggal dunia di Wuhan, dan 41 orang dinyatakan terjangkit virus corona baru ini, termasuk beberapa pekerja medis. Pada tanggal 22 Januari 2020, virus corona baru menyebar ke seluruh kota utama dan provinsi di Cina dengan jumlah 571 orang positif Covid 19 dan 17 meninggal dunia. Pada saat yang sama, media massa memberitakan kasus yang sama di Hong Kong, Macau, Taiwan, Thailand, Jepang, Korea Utara dan Amerika Serikat.

Jam 2 a.m. (dinihari), pemerintah mengumumkan peringatan kepada semua warga Wuhan, bahwa pada jam 10 pagi, semua alat transformasi umum ditutup. Penduduk Wuhan tidak diperbolehkan meninggalkan kota tanpa seizin pihak yang berwenang. Peringatan ini menyebabkan arus keluar penduduk besar-besaran dari Wuhan, sekitar 300.000 orang meninggalkan Wuhan sebelum lockdown Jam 10 pagi tanggal 23 Januari 2020, dua hari sebelum Imlek. Dengan cepat dan tepat waktu, pemerintahan pusat RRC menerapkan lockdown. Langkah RRC ini sangat strategis, karena Hubei adalah provinsi yang berada di tengah daratan Cina dan Wuhan adalah pusat wabah dan pertama kali di Wuhan wabah virus corona baru ini ditemukan, bukan seluruh provinsi dan kota di negara RRC. Selain itu, hari raya Imlek pada tanggal 26 Januari, akan menyebabkan arus mudik dan arus balik dari dan menuju Wuhan, sehingga persebaran wabah akan semakin meluas ke seluruh Cina jika Hubei dan Wuhan sebagai ibukota provinsinya, tidak menerapkan lockdown.

 

Sejak itu, semua angkutan umum (kereta api, bis, pesawat udara) dari dan menuju Hubei ditutup sepenuhnya. Semua Jalan keluar masuk kendaraan juga ditutup dan dijaga polisi serta petugas medis untuk menerapkan pemeriksaan medis dari setiap pengendara pribadi yang melintas di jalan keluar masuk provinsi. Ribuan orang tertahan di stasiun kereta, bis dan bandar udara sejak jam 10, dikarantina dan diperiksa secara medis. Para penumpang angkutan umum yang terdeteksi Covid 19 segera dikirim ke rumah sakit rujukan di kota Wuhan dan penumpang yang sehat dikirim kembali kepada kediamannya masing-masing. Lockdown juga berlaku untuk kendaraan pribadi semua jalan keluar masuk kota Wuhan dan di seluruh provinsi Hubei, dengan perlakuan yang sama.

 

Bagi mahasiswa dan pekerja migran di Wuhan dan di seluruh provinsi, RRC membantu kepulangan mereka ke negaranya masing-masing pada saat lockdown.

 

Pada saat Wuhan lockdown, penyemprotan disinfektan dilakukan di seluruh penjuru kota oleh tenaga-tenaga manusia, ketika semua penduduk sudah tinggal di kediaman masing-masing dan kota benar-benar sepi.

 

Sejak tanggal 23 Januari 2020, RRC juga membangun rumah sakit khusus untuk pasien Covid 19 yang dikerjakan selama 10 hari dengan kapasitas 1.600 pasien termasuk 30 ruangan perawatan intensif. Rumah sakit kedua khusus pasien Covid 19 juga dibangun dengan kapasitas yang sama dan jangka waktu yang cepat. Ada empat tipe kamar rumah sakit ini: bangsal, kamar mandi, ruangan dokter dan ruangan perawat.

 

Pengiriman ribuan tenaga medis ke Wuhan dimulai dari sipil dan militer, dari provinsi sekitar Wuhan dan Beijing. Mereka langsung bekerja menangani pasien Covid 19 yang sudah ditempatkan di rumah sakit baru khusus tersebut. Selama dua bulan, mereka bekerja dengan penuh dedikatif dengan perlengkapan yang memadai, dan bantuan dari perusahaan IT besar dan mobil Cina, yaitu dengan apilikasi untuk penanganan pasien dan robot-robot yang dibuat untuk membantu para tenaga medis.

 

Kerja pendataan dilakukan, yaitu setiap pasien mengisi data alamat rumah, siapa saja yang berhubungan dengan mereka sebelum terjangkit Covid 19 dan sebagainya, untuk memastikan petugas medis melakukan pemeriksaan kesehatan mereka.

 

Jaminan logistik selama lockdown dipastikan oleh pemerintahan RRC, mulai pusat sampai provinsi. Setiap keluarga di Wuhan, diberikan jatah logistik (pangan) selama seminggu selama lockdown. Para pekerja medis menerima jaminan logistik dari provinsi masing-masing. Dua bulan lebih lockdown berjalan dengan efektif, hingga wabah Covid 19 di Wuhan dan seluruh Hubei diatasi dan berhasil mencapai titik terendah penambahan kasus. Ribuan pasiennya sudah dipulihkan dan dipulangkan ke rumah masing-masing, demikian pula sebagian besar pekerja medis yang penuh dedikatif mulai dipulangkan ke daerahnya masing-masing dengan penghormatan yang sebesar-sebesarnya dari rakyat Wuhan yang memenuhi jalan-jalan pulang pekerja medis dengan bis-bis dan dikawal oleh polisi.

 

Jadi, sekarang kita bisa menarik pelajaran dari lockdown yang sudah diterapkan oleh RRC.

  1. Dimana wabah Covid 19 bermula dan terbesar sebagai pusat persebaran adalah daerah terpenting dan terutama untuk di-lockdown
  2. Pendataan pasien, mulai alamat rumahnya, pertemuannya dengan siapa saja, dan semua orang yang pernah berhubungan si pasien harus diperiksa secara medis
  3. Penutupan semua arus lalu lintas, baik umum dan pribadi
  4. Melarang semua pertemuan dan himpunan massa
  5. Membangun rumah sakit khusus atau mempersiapkan tempat rujukan secara perawatan secara khusus dengan kapasitas yang memadai
  6. Penyediaan dana secara nasional dengan cepat untuk menangani wabah covid 19
  7. Pengerahan tenaga medis dengan perlengkapan yang memadai untuk melindungi penularan covid 19 kepada para pekerja medis
  8. Penyediaan logistik umum untuk semua warga kota secara gratis oleh pemerintah dan layanan pembelian online yang difaslitasi oleh pemerintah.
  9. Memfasilitasi kepulangan pekerja asing ke negara masing-masing, tentu saja setelah diperiksa secara medis.
  10. Menerapkan lockdown yang ramah kepada warga negara
  11. penyemprotan disinfektan dilakukan di seluruh penjuru kota oleh tenaga-tenaga manusia, ketika semua penduduk sudah tinggal di kediaman masing-masing dan kota benar-benar sepi.

 

Bagaimana dengan Indonesia?

Pasien pertama Covid-19 dengan nomor kasus 01 berjenis kelamin perempuan asal Depok dengan riwayat pernah kontak dengan warga negara asing atau WNA Jepang yang terinfeksi corona di sebuah klub dansa di Jakarta. Pasien pertama ini sudah sembuh pada tanggal 13 Maret 2020.

 

24 Februari Sembilan orang Indonesia yang berada di kapal Diamond Princess dinyatakan positif terkena virus dan dipindahkan ke fasilitas perawatan di Jepang. Pemerintah Indonesia memulangkan dan kemudian mengarantina 68 awak yang tersisa, ditambah 188 orang dari kapal World Dream, ke Pulau Sebaru Kecil yang tidak berpenghuni di Kepulauan Seribu di lepas pantai Jakarta.

 

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo membenarkan dua kasus pertama COVID-19 di Indonesia dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, para pasien tertular virus dari warga negara Jepang yang kemudian dinyatakan positif di Malaysia. Kedua pasien yang tinggal di Depok kemudian dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Pasien pertama Covid-19 dengan nomor kasus 01 berjenis kelamin perempuan asal Depok dengan riwayat pernah kontak dengan warga negara asing atau WNA Jepang yang terinfeksi corona di sebuah klub dansa di Jakarta. Pasien pertama ini sudah sembuh pada tanggal 13 Maret 2020.

 

Semua kelompok pasien pertama adalah orang yang pernah mengadakan perjalanan ke luar negeri atau beberapa awak kapal pesiar Diamond Princess, atau Warga Negara Asing, dengan usia rata-rata di atas 50 tahun.

 

Titik pusat pertama persebaran Covid 19 terletak di Jakarta dan sekitarnya, begitu pula jumlah terbesar sampai saat ini adalah Jakarta, dengan 701 Orang Positif, 48 Orang Sembuh, 67 Orang Meninggal dunia per tanggal 29 Maret 2020, disusul Jawa Barat (149) dan Banten (106).

 

Dengan demikian, lockdown atas Jakarta dan sekitarnya harus diterapkan untuk mencegah penularan virus corona baru karena Jakarta adalah pusat mobilisasi penduduk di Indonesia, sementara daerah lainnya tidak bisa sepenuhnya lockdown, karena bukan pusat sebaran. Namun, semua provinsi di pulau Jawa harus segera mengadakan pendataan dan menerapkan langkah-langkah pemeriksaan dengan uji medis yang valid kepada semua orang yang pernah berhubungan dengan para pasien. Belajar dari RRC yang sudah berhasil mengatasi wabah Covid 19 adalah efektif, berdayaguna dan bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, terutama seperti dijelaskan sebelumnya.

 

Lockdown di Jakarta harus menerapkan langkah pemerintahan RRC, yaitu pengerahan tenaga medis dengan perlengkapan medis yang memadai untuk mencegah penularan pasien kepada pekerja medis dan menyediakan kebutuhan logistik setiap keluarga di Jakarta secara gratis, siapapun, agar lockdown bisa berjalan dengan efektif dan bisa diturunkan statusnya secara bertahap sampai wabah mereda dan bisa ditangani dengan tuntas.

 

Kesehatan Rakyat harus diutamakan. (Hidayat Purnama)

Berita Lainnya
Leave a comment