Kata kampung akhir-akhir ini begitu familiar. Maklum, sang pembuatnya orang paling penting di negeri ini. Ya, Presiden Jokowi bikin pernyataan cukup kontroversial saat ditanya presenter kondang Najwa Shihab terkait maraknya masyarakat yang mudik. Saat itu, sang presiden enggan menyebut mudik tetapi pulang kampung. Jokowi berkilah masyarakat itu bukan mudik tetapi pulang kampung. Ucapan orang nomor satu itu pun seketika viral. Ada yang jadi bahan lelucon, tak banyak juga yang membelanya.
Hampir satu minggu, penggalan video pulang kampung dan mudik, menghiasi media sosial. Dari twitter, facebook, instagram, hingga status di whatssapp. Bahkan, para intelektual pun membuat analisa tentang definisi pulang kampung dan mudik. Negeri kita ini memang paling suka yang heboh-heboh. Apalagi di tengah pandemo corona sekarang ini.
Meskipun agak lucu dan bisa membuat kita menjadi sedikit tersenyum di tengah kesulitan yang kian berat.
Saya tidak ingin masuk ke dalam perdebatan siapa yang benar. Pulang kampung apa mudik. Namun, yang lebih menarik adalah gerak gerik bakal calon walikota Tangsel Siti Nur Azizah. Putri wapres Maruf Amin ini memang sudah berikhitar ingin bertarung dalam perebutan kuasa di daerah pemekaran Kabupaten Tangerang ini.
Ia pun rajin ke kampung-kampung. Kalau meminjam istilah orang dekat Azizah, dirinya sedang ngampung bukan kampung. Mungkin bahasa itu ingin dipopulerkan. Tapi menarik juga istilah tersebut. Ngampung, walaupun sama dengan ke masuk ke kampung-kampung. Atau dulu popular dengan nama blusukan. Kata yang identik dengan presiden Jokowi.
Nah, kebetulan Sabtu (4/5) kemarin, Azizah berkesempatan mengisi podcast di Respublika Channel. Kedatangannya ke studio yang berada di Jalan Lingkar Selatan, Kampung Sengkol, Muncul, Setu, pun tidak ingin saya lewatkan begitu saja. Saya ingin mengenal lebih dekat perempuan yang dulunya mantan ASN di Kementerian Agama tersebut.
Kehadiran Azizah memang terasa istimewa. Maklum, podcast yang baru mengudara beberapa bulan lalu sudah kedatangan tamu istimewa. Minimal, bisa tahu lebih dekat siapa itu Siti Nur Azizah. Selama ini saya hanya mengenalnya lewat media-media yang berseliweran. Setiap gerak-geriknya memang jadi bahan pemberitaan. Bisa dibilang setiap gerakannya pasti jadi pemberitaan. Bahasa kerennya Azizah jadi media darling.
Satu jam sebelum kedatangan Azizah, timnya sudah lebih dahulu meluncur. Sebagai anak wapres, tentunya ada istilah pemeriksaan terlebih dahulu. Begitu datang timnya langsung masuk studio. Mungkin dalam pikiran timnya, studio Respublika channel besar, alat-alatnya lengkap, serta memiliki ruang tunggu yang repsentatif. Namun, ketika melihat,ruangannya hanya berukuran sekitar 4×4 meter. Kecil. Udah begitu alat pendukung seperti mik, speaker, dan lain sebagainya jauh dari kata ideal.
Ruang tunggunya juga hanya kursi panjang dengan meja penuh puntung rokok. Abu rokok bertebaran. Belum lagi kardus-kardus mie instan ataupun air mineral yang memenuhi ruangan tersebut. Maklum, studio juga kini beralih fungsi menjadi lumbung pangan sejak beberapa waktu lalu. Jadi agak berantakan. Belum lagi sebelah studio ada tempat pengadaian rumahan. Kondisi tersebut makin menegaskan kalau studio jauh dari kesan mewah.
Beruntung tim Azizah datang lebih dulu, jadi bisa ada persiapan untuk membereskan ruangan kecil tersebut. Sekitar 30 menitan, kita beres-beres. Ac dinyalakan, mik diatur, kursi untuk narasumber ditata, meskipun belum ada catnya.
Sekira pukul 16.30 WIB, Azizah datang. Menggunakan mobil merek pabrikan Korea Selatan langsung masuk ke garasi dadakan yang disediakan. Tak lama, ia keluar dari mobil. Senyum mengembang keluar dari bibirnya. Ia memberikan kode salam. Tidak bersentuhan. Maklum lagi social distancing. Mengenakan jilbab hitam, baju batik warna hitam dipadu kuning, tampilannya begitu segar. Ia dikawal dua anggota pasukan pengamanan presiden (Paspampres) dan satu asistennya.
Dirinya pun masuk ke studio dan duduk sebentar. Setelah itu, berbincang-bincang sekira 10 menit untuk membicarakan tema yang akan dibahas. Temanya seputar ramadan di tengah pandemi.
Sebagai pembawa acara saya membuka podcast. Walau agak sedikit kikuk, namun podcast cukup mengalir. Rekaman berlangsung sekira 23 menitan. Azizah lugas bicara tentang menjalankan imbauan pemerintah, menjaga kebersihan, jaga imun, dan ibadah ramadan. Selepas rekaman, Azizah merasa ada yang kurang. Ia pun mengusulkan agar dilakukan rekaman ulang. Akhirnya disepakati, kalau podcast diulang. Namun alatnya harus di setting ulang. Waktunya juga cukup lama, apalagi jelang maghrib.
Nah, sambil menunggu rekaman lagi, ia pergi ngampung ke kampung Sengkol. Rumah yang disinggahi milik ketua RT Jamal yang tak jauh dari studio Respublika.
Mengenakan pakaian koko, Jamal menyambut Azizah. Tidak ada kesan canggung. Bakal calwalkot ini terlihat santai begitu tiba di rumah Jamal. Tidak ada protokoler yang kaku. Semua berlangsung santai. Dirinya duduk di teras. Hidangan berbuka kemudian disiapkan. Ada kue, teh manis, hingga es buah.
Obrolan juga berlangsung santai. Seputar kondisi warga lagi pandemi, juga ada bantuan sosial yang tak kunjung dibagikan, hingga pembagian sembako.
Jamal mengeluh soal warganya yang belum dapat bantuan padahal data sudah diberikan ke pihak kelurahan. Azizah mendengarkan keluhan sang ketua RT. Keringat mengucur dari dahi Jamal. Suaranya terdengar keras. Terlihat Jamal mengeluarkan unek-uneknya. Obrolan berlangsung 10 menit. Suara adzan terdengar merdu. Hidangan tersedia kemudian sedikit demi sedikit disantap.
Sambil menikmati hidangan buka puasa obrolan berlanjut meski lebih ringan. Sekitar 10 menit, Azizah meminta tuan rumah untuk salat Maghrib. Ia pun masuk rumah. Setelah itu, Azizah pamit untuk kembali ke studio.
Sebelum rekaman kedua, briefing dilakukan. Obrolan kedua mengalir, ia begitu lugas menerangkan ramadan di tengah pandemi. Tidak terasa sekira 28 menit proses rekaman berlangsung.
Selepas rekaman, ada proses foto-foto. Ia kemudian pamit karena ada acara selanjutnya. Personel Paspamres menyalakan mobil. Azizah masuk ke dalam mobil dan mengucapkan salam perpisahan. “Jaga Kesehatan ya teman-teman Respublika channel,” ucapnya. Mobil pun melaju pergi. (Firdaus)