Kota Tangsel menjadi salah satu dari 270 daerah yang menggelar Pilkada serentak 2020. Tiga pasangan diketahui telah mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota, yakni pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati, Siti Nur Azizah-Ruhamaben dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan yang notabene sebagai petahana.
Pada priode kepemimpinan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie, sejumlah kasus mencuat diantaranya, kasus korupsi alat kesehatan yang melibatkan suami Airin Tubagus Chaeri Wardana (Wawan), dan jebolnya sheet pile Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, sejumlah kasus yang terjadi di Tangsel akan berdampak pada elektoral pasangan petahana. Namun persoalannya, kata dia, seberapa banyak masyarakat Tangsel yang tahu kasus tersebut.
Selain itu, ujang mengungkapkan, jika masyarakat memahami hingga sejumlah kasus tersebut masuk ke dalam ingatan masyarakat, bisa saja menurunkan elektabilitas pasangan Ben-Pilar pada Pilkada 2020.
“Jika masyarakat paham dan tahu kasus tersebut, tentu akan berdampak pada elektoral. Kemudian jika kedua isu tersebut terus menerus masuk ke ingatan masyarakat Tangsel, bisa saja akan menurunkan elektabilitas pasangan tersebut,” kata Ujang, Senin (14/9/2020).
Dihubungi terpisah, Akademisi Universitas 17 Agustus Jakarta, Fernando Emas mengatakan, kasus yang menjerat Wawan tidak terlalu berpengaruh terhadap elektabilitas petahana.
Kata dia, Sebagaimana Andika Hazrumi yang sukses menjadi Wakil Gubernur Banten, di saat ibunya, Ratu Atut Chosiyah terjerat kasus bersama Wawan.
“Kalau masalah Alkes yang melibatkan Ratu Atut dan suami Wawan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap Balon Walikota petahana Benyamin. Sebagaimana Andika Hazrumi, yang berhasil menduduki jabatan Wakil Gubernur Banten. Padahal saat itu kasus ibunya masih hangat di masyarakat” pungkasnya. (ari)