Untuk Kepentingan Umum

MDH dan Sebuah Kajian

Materialisme Dialektika Historis atau yang biasa disingkat MDH merupakan sebuah kajian yang memengaruhi banyak orang. Dimana dalam MDH membahas semua hal.  Seperti hidup ini dilandasi dua hubungan: antar sesama manusia dan alam yang membentuk cara hidup masyarakat. Kedua hubungan ini melandasi kesadaran manusia yang diungkapkan dengan bahasa dalam berbagai bidang: filsafat, politik, hukum, moralitas dan sebagainya.

 

Dalam konteks ini, agama tidak menciptakan manusia, tetapi manusialah yang menciptakan agama sebagai kesadaran manusia dalam kedua hubungan tersebut. Terutama dalam hubungan dengan alam, manusia merefleksikan diri dalam ketuhanan, yakni kekuatan alam yang maha kuasa dan ketakjuban manusia dalam hubungannya dengan alam yang diungkapkan melalui kesadarannya tentang alam, yakni perkembangan ilmu alam. Dalam konteks ilmu alam ini, manusia mengembangkan ilmu fisika yang memprediksi asal usul terciptanya alam semesta dan dikenal pada masa kini sebagai teori big bang dan black hole.

 

Perdebatan teoritis asal usul alam semesta kemudian tidak lagi berada dalam ranah teologis atau ketuhanan, tetapi ilmu fisika yang terus berkembang sampai saat ini.

 

Dalam hubungan antar sesama manusia, perjuangan kelas menjadi motor penggerak sejarah masyarakat, yakni pertentangan antara hubungan sosial produksi dan kekuatan produksi. Kekuatan produksi meliputi bahan dan alat produksi, sementara hubungan sosial produksi adalah pemilikan atas kekuatan produksi dan pembagian kerja.

 

Ketika hubungan produksi (pemilikan dan pembagian kerja) bertentangan dengan kekuatan produksi, maka gejolak dan bahkan revolusi sosial terjadi dalam sejarah masyarakat yang membentuk kesadarannya. Sebagai inti dari sejarah masyarakat, perjuangan kelas sebagai hukum kontradiksi, kemudian diulas oleh Mao Tsetung dari kajiannya tentang filsafat materialisme dialektik dari Karl Marx, Frederich Engels dan Lenin.

 

Kajian Mao tentang kontradiksi ini mendalami materialisme dialektik dan menjadi bahan penting untuk mempelajari hukum kontradiksi.

 

Inti rasional dari dialektika Hegelian adalah benar sebagai metode berpikir tentang hal ihwal, namun sistemnya idealis, yang menggambarkan bahwa ide menentukan hal ihwal, sehingga dia sampai pada kesimpulan ruh mutlak, atau ide absolut.

 

Suatu sistem yang berhenti pada ide mutlak, adalah sama dengan hukum kausalitas (sebab akibat) Aristotlesian tentang kausa prima, penyebab utama dari kausalitas yang mengacu pada Tuhan filsafat yang menyalahi hukum kausalitas itu sendiri. Karena itu, ide mutlak Hegelian terjangkit kontradiksi dalam dirinya sendiri dan menghancurkan metode dialektiknya. (Hidayat Purnama Sang Pengelana)

Berita Lainnya
Leave a comment