Untuk Kepentingan Umum

DLH Tangsel Dorong Bank Sampah Atasi Limbah Non Organik

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel mendorong terciptanya bank sampah di setiap wilayahnya.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengurangi sampah dari ruang lingkup terkecil di kota bertajuk Cerdas, Modern, dan Religius.

Kepala Bidang Persampahan DLH Wismansyah mengatakan, saat ini Kota Tangsel telah memiliki 313 unit Bank Sampah yang tersebar di seluruh wilayah.

Bank Sampah tersebut, kata dia, diharapkan dapat membantu mengatasi persoalan sampah (limbah) non organik dari masyarakat.

“Saat ini bank sampah ada sekitar 313 Unit, dan itu tersebar di seluruh wilayah Tangsel yang diharapkan dapat membantu mengatasi sampah non organik dari masyarakat. Kami harapkan jumlahnya terus bertambah, guna mengatasi sampah dari sumber, yakni masyarakat,” kata Wismansyah kepada wartawan, Selasa (13/4/2021).

Saat ini jumlah bank sampah terbanyak, Wisman mengungkapkan, yang pertama berada di Kecamatan Pamulang yakni sebanyak 106 Unit, dengan daya olah sampah sepanjang 2020 mencapai 185,68 ton.

Kemudian, Kecamatan Ciputat sebanyak 54 Unit, sampah terolah sebanyak 83,27 Ton, dan Pondok Aren sebanyak 36 Unit, dengan daya olah sampah selama 2020 sebanyak 44,04 Ton.

“Selaian itu, di Kecamatan Ciputat Timur sebanyak 39 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 54,62 Ton, Kecamatan Setu sebanyak 31 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 82,49 Ton. Di Kecamatan Serpong sebanyak 20 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 33,94 Ton. Yang terakhir di Kecamatan Serpong Utara sebanyak 27 Unit, sampah terolah selama 2020 sebanyak 32,06 Ton,” pungkasnya.

Hal senada juga dikatakan Kepala Seksie Kemitraan DLH Tangsel Ahmad Rifai.

Kata dia, dari 313 Unit bank sampah di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangsel, tercatat pada periode 2013 hingga 2020 lalu dapat mengolah sampah non organik sebanyak 2816 ton.
 
“Dengan 313 Unit bank sampah yang dimiliki oleh DLH Kota Tangsel, kami mencatat sedikitnya 2816 ton sampah non organik yang dapat diolah. Itu catatan periode 2013 hingga 2020 lalu. Jadi, dengan grafik yang sangat baik tersebut, kami terus mendorong penambahan bank sampah, agar semakin tersebar di masyarakat, guna membantu mengatasi sampah yang ada di Kota Tangsel,” ujar Rivai.
img 20210415 wa0028

Untuk mendirikan bank sampah, Rivai menjelaskan, sangat mudah. Kata dia, masyarakat dapat menghubungi DLH dan selanjutnya akan diberikan fasilitas sarana dan prasarana penimbangan.

kemudian, DLH juga menyediakan pendampingan melalui Tenaga Pendamping Bank Sampah yang tersebar di 7 kecamatan tanpa dipungut biaya.

Selain jumlah pengurangan sampah non organik yang cukup signifikan, Rivai menuturkan, tercatat pula perputaran uang yang dihasilkan melalui bank sampah tersebut sebesar Rp.3,8 miliar.

“Jumlah perputaran uang mencapai sekitar 3,8 Miliar Rupiah. Dengan catatan catatan tersebut, sekali lagi kami sangat berharap partisipasi masyarakat dalam membantu suksesnya keberadaan Bank Sampah. Dengan mencatatkan sampah non organik di bank sampah, masyarakat pun diyakini dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang ada di Kota Tangsel,” tandasnya. (adv)

Berita Lainnya
Leave a comment