Untuk Kepentingan Umum

Pemkot Tangsel Bilang PPKM Cegah Penyebaran Covid-19 

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meyakini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sangat efektif dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

 

Hal itu terbukti dengan menurunnya angka kematian dan meningkatnya angka kesembuhan pada pasien Covid-19 di Kota Tangsel. Tingkat mobilitas yang disebut-sebut menurun sejak PPKM Darurat, disinyalir menjadi efek domino rendahnya penyebaran virus corona di satelit Ibukota tersebut.

 

“Dalam pandangan kami, PPKM darurat ini cukup efektif, sangat efektif, penurunannya cukup lumayan. Dengan ledakan yang saya tadi sampaikan 546 yang terkonfirmasi hasil testing, yang ditesting itu yang diswab antigen 2858. Yang ketemu positif itu 546, sisanya artinya non reaktif,” ujar Benyamin Davnie, Senin (19/7)

 

“Di PPKM Darurat mobilitas orangnya menurun 27,5 persen. Dampaknya kepada penyebaran pandemi corona virus ini sangat terasa. Tingkat kesembuhan kita sekarang 92 persen, naik dari 91 persen sekian. Tingkat kematian relatif turun juga, sekarang 3,3 persen, sudah di bawah WHO,” tambahnya.

 

Bang Ben sapaan akrabnya menyatakan, dalam rangka percepatan memutus mata rantai Covid-19 di wilayah Tangsel, sikap gotong royong masyarakat dalam gerakan ‘warga bantu warga’ sangat berperan penting. Terlebih, imbuh Bang Ben, kepada masyarakat yang saat ini tengah melakukan isolasi mandiri (Isoman).

 

“Saya setuju dengan itu (gotong royong ‘warga bantu warga’). Contohnya di Pondok Maharta. Di RW 09 itu dikatakan lockdown, kemudian mereka melakukan patungan atau iuran, alhamdulilah terkumpul sampai Rp.10 juta lebih. Kemudian, mereka mensuplai makanan, dan mereka meminta vitamin, dan kita bantu vitamin juga,” ungkap Bang Ben.

 

“Sangat bisa (menekan angka Covid-19). Karena tingkat kesembuhannya harus dibarengi dengan imunitas. Imunitas yang berasal dari asupan makanan dan vitamin, dan juga pemantauan dari tim medis yang terdekat,” tandas Bang Ben.

 

Diberitakan sebelumnya, Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati meyakini, dengan semangat gotong royong melalui gerakan ‘warga bantu warga’ dapat mengurangi angka Covid-19. Hal itu (semangat gotong royong), disebut-sebut dapat meningkatkan imun tubuh, dan menciptakan rasa bahagia karena faktor kebersamaan.

 

“Harvard Medical School pernah menurunkan tulisan yang menyebut bahwa ketika kita bahagia dan tidak stres, menjadi salah satu cara meningkatkan imun tubuh. Praktik gotong royong, apalagi di situasi krisis, tentu saja menumbuhkan “kebahagiaan” karena membangun harapan atas pertolongan. Masyarakat tidak harus selalu diliputi oleh ketakutan dan kecemasan,” ujar Devie kepada Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), ditulis Jumat 16 Juli 2021.

 

“Praktik gotong royong atau yang sekarang dikenal dengan istilah kolaborasi, mengembalikan hakikat manusia sebagai mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri. Pandemi, yang mengarahkan kita untuk membatasi diri dalam pertemuan publik dan menyendiri di rumah masing-masing, tentu saja berpotensi membuat kita merasa tidak nyaman dan ketakutan karena harus melalui pandemi ‘sendirian’,” tambah Devie yang juga peneliti tetap di Vokasi UI. (rls)

Berita Lainnya
Leave a comment