Para Pedagang bendera merah putih di Kota Tangsel mengaku mengalami penurunan omset dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, pada perayaan Dirgahayu Republik Indonesia tahun 2021 ini, omsetnya menurun hingga 70 persen lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“PPKM ini ngaruh banget, omset penjualan anjlok lebih dari 70 persen. Alasannya enggak tahu, tiba-tiba masyarakat pada cuek-cuek gitu. Tahun lalu masih mending pas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kalau PPKM malah lebih parah lagi, motor enggak ada yang pasang bendera, jarang banget yang pasang,” kata salah seorang pedagang bendera di Pondok Aren, Kota Tangsel, Mansyur, Senin (16/8/2021).
Pada tahun-tahun sebelumnya, Yanto mengungkapkan, dirinya perhari bisa menghasilkan uang dari penjualan bendera hingga Rp 400 ribu.
Namun, pada tahun ini dirinya tidak dapat meraup keuntungan serupa, lantaran sepinya pembeli meskipun HUT RI tinggal sehari lagi.
“Kalau dulu mah per hari bisa bawa pulang uang sampai Rp 400 ribu. Tapi kalau sekarang mah pernah saya cuma dapet Rp 20 ribu. Pernah saya nawarin bendera ke orang yang lewat, malah dibilangnya belum merdeka,” ungkapnya.
Anjloknya omset penjualan bendera merah putih juga dirasakan Mansyur. Pedagang bendera di wilayah Sepong Utara tersebut mengatakan, alasan masyarakat tidak membeli lantaran bendera yang lama masih bisa digunakan kembali.
“Mungkin masalah keuangan dan warga mulai menghemat, jadi masang juga yang bekas-bekas gitu, jarang yang masang baru, biasanya di jalan bendera baru-baru, ini memasang bendera bekas,” katanya.
Yanto mengaku menjual bendera dari harga Rp20 ribu untuk bendera kecil hingga Rp150 ribu bendera ukuran besar.
Namun, kata dia, penurunan omset yang dialami hingga mencapai 60 persen.
“Kalau sekarang Perhari dapet Rp250 ribu kadang Rp350 ribu. Kalau tahun sebelumnya bisa sampai Rp1 juta, kalau tahun ini jauh banget. Dagangnya setahun sekali di sini dari tahun 2006, dari tanggal 30 Juli di sini,” pungkasnya. (ari)