Suasana di sudut ruangan pada sebuah hotel di kawasan Serpong, akhir pekan lalu, cukup riuh. Puluhan orang nampak mengantri satu persatu melakukan pemeriksaan tes swab. Ya, dua tahun terakhir memang aktivitas tersebut jadi seperti rutin dilaksanakan. Virus Covid19 membuat aktivitas manusia menjadi serba terbatas.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB. Setelah mengantri satu persatu peserta masuk ruangan yang berukuran sekira 5meter x15 meter. Mereka berpakaian cukup rapi dengan stelan baju necis. Rata-rata memakai baju berkerah, bersepatu dan memakai celana jeans. Wajah cerah terpancar dari peserta yang memang berprofesi sebagai jurnalistik. Selama dua hari ini puluhan awak media mengikuti uji kompetensi wartawan atau yang disingkat UKW. Kegiatan rutin tahunan ini memang jadi agenda sejumlah organisasi wartawan untuk menguji kemampuan sebagai jurnalis.
Mereka diklaster menjadi tiga kelompok, muda, madya, dan utama. Untuk muda diperuntukkan bagi wartawan, madya bagi redaktur, dan utama adalah pimpinan redaksi.
Satu persatu peserta duduk rapi. Kursinya berwarna kuning. Mejanya cokelat yang terbuat dari ukir yang cukup menarik. Mereka berbincang-bincang sambil menikmati minuman yang disedikan.
Tak lama berselang acara dimulai. Panitia UKW membacakan satu persatu peserta beserta klasternya. Apa masuk kategori muda, madya, ataupun utama. Cukup dengan mengangkat tangan, panitia memastikan bahwa peserta telah hadir.
Bebarapa peserta terlihat belum datang dengan sejumlah alasan. Ada yang lagi dalam perjalanan ataupun masih mengikuti tes swab.
Setelah mengumumkan nama peserta, panitia menginformasikan kalau walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie tengah dalam perjalanan menuju acara. Sambil menunggu orang nomor satu di Kota Tangsel itu datang peserta nampak berbincang-bincang. Obrolannya biasa seputar nama jejaring yang akan dihubungi. Ya, keriuhan UKW didominasi pada tes jejaring dimana peserta harus mengirimkan 20 nama narasumber. Dari nama tersebut nantinya penguji akan memilih dua saja untuk ditelepon.
“Ane udah menghubungi nama-nama yang mau dikontak. Insya Allah aman,” ujar Hasjantama, salah satu peserta.
Beberapa peserta nampak berkirim pesan, yang isinya banyak meminta kalau nanti ditelepon tolong diangkat.
Di tengah keriuhan soal jejaring media, rombongan walikota datang. Pria 61 tahun itu datang bersama Ketua DPRD, Kejari Tangsel, Kapolres Tangsel. Pembaca acara membuka kegiatan. Satu persatu memberikan sambutan. Tiba saatnya Bang Ben, sapaan akrabnya, memberi satu dua patah kata. Ia cukup percaya diri. Maklum berhadapan dengan awak media bukan hal asing baginya. Sejak 1991 bahkan Ben sudah menjadi kabag Humas Pemkab Tangerang. “Kalau ama teman-teman media mah tidak asing lagi. Sejak 1991 sudah berhubungan sama pers. Kalau tidak kontak-kontak rasanya ada yang hilang,” katanya yang disambut riuh peserta.
Bang Ben mengatakan, hubungan pemerintah dengan media tidak bisa dipisahkan. Seperti saudara kakak dan adik. Masukan-masukan dan kritik dari media menjadi cambuk baginya untuk bekerja lebih baik lagi. Dirinya bahkan tidak segan untuk mengirimkan link berita ke OPD teknis ketika ada sebuah persoalan.
“Saya kan masuk grup WA wartawan dimana teman-teman suka share berita. Saya tidak banyak omong kalau ada yang share berita, linknya langsung dikirim ke OPD terkait untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Dirinya memandang komunikasi dengan media sangat bagus baginya lantaran dengan berhubungan baik akan tercipta sebuah persaudaraan. Makanya, ia tidak pernah takut ketika dimintai komentar terkait semua hal. Namun, sikap itu diakuinya tidak lantas diikuti oleh jajaran OPD. Ada juga mungkin kepala dinas yang perlu beradaptasi dengan rekan media. “Ini butuh proses. Teman-teman wartawan juga mesti memahaminya,” imbuhnya.
Ia pun bercita-cita ingin membuat sebuah tempat dimana teman-teman dari semua media berkumpul. Katanya, dalam waktu dekat akan coba direalisasikan. Intinya, hubungan yang terjalin harus baik.
Setelah bercerita panjang lebar, Ben menutup pidatonya. Ia lantas membuka pelaksanaan UKW di Kota Tangsel. Tak lama berselang dirinya pamit karena ada kegiatan lain. Rombongannya mengikuti sang walikota. Suasana kembali sunyi. Peserta duduk di bangku masing-masing. Panitia pun memberikan pengumuman kalau pelaksanaan ujian dimulai. Peserta kembali serius mendengarkan arahan panitia. Acara kemudian terus berlangsung. (Firdaus)