Untuk Kepentingan Umum

Puluhan Manusia Gerobak Bawa Anak di Bawah Umur Terjaring Razia Satpol PP Tangsel

RESPUBLIKA.ID – Satpol PP Kota Tangsel merazia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Selasa 11 April 2023.

 

Sebanyak puluhan manusia gerobak diamankan dari beberapa titik di wilayah Kecamatan Serpong dan Serpong Utara.

 

“Hari ini kami melakukan penertiban PMKS di beberapa titik,  diantaranya manusia gerobak. Kurang lebih 30 orang yang terjaring,”kata Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Perundang-undangan, Satpol PP Tangsel, Taufik Wahidin.

 

Razia tersebut, Taufik mengungkapkan, dilakukan karena manusia gerobak tersebut diduga melanggar Peraturan Daerah (Perda) tentang ketertiban umum, lantaran disinyalir melakukan pemungutan di jalan atau mengemis.

 

“Kami mensinyalir mereka mengemis di suatu tempat makanya hari ini kita tertibkan dan dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos) untuk didata ulang. Sanksinya kalau memang dia melanggar Perda Tibum, ada sanksi pidana kalau mereka melakukan pungutan dijalan sanksi kurungan 6 bulan atau denda 50 juta.”ungkapnya.

 

Banyaknya manusia gerobak yang berkeliaran di wilayah Tangsel, Taufik menduga ada pihak-pihak yang mengkoordinir. 

Sebab, kata dia, PMKS yang terjaring bukan berasal dari wilayah Tangsel, dan sengaja ditempatkan di tempat-tempat strategis untuk mengemis.

 

“Mereka datang dari luar daerah, dari Bekasi dan Pandeglang, jadi yang saya amati ada koordinatornya, jadi mereka disiapkan gerobak dan orangnya untuk menempati beberapa titik untuk mengemis,” ujarnya.

 

Pantauan Respublika.id di lokasi,  puluhan manusia gerobak itu membawa anak di bawah umur dalam menjalankan usahanya.

 

Bahkan, untuk mengelabui petugas, salah seorang PMKS yang terjaring, sempat menyembunyikan dua orang balita di dalam gerobaknya.

 

Menyikapi hal tersebut, Taufik mengaku akan berkoordinasi dengan Dinsos dan juga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

 

“Soal anak-anak yang dibawa nanti kita akan koordinasi dengan Dinsos dan DP3AP2KB, nanti akan dilakukan pembinaan oleh dinas terkait,” tutupnya.

 

Sementara, Saiful Bahri (23), salah seorang PMKS yang terjaring razia mengaku menjalankan profesinya karena tidak ada kerjaan lain.

 

Pria asal Karawang, Jawa Barat itu juga mengajak isteri dan anak perempuan yang baru berusia 2 menjadi manusia gerobak, dengan penghasilan paling banyak Rp 70 ribu perharinya. 

 

“Penghasilan kadang-kadang kalau lagi banyak 70 ribu kalau sepi 35 ribu. Saya bosnya di Kademangan, gerobak semuanya dimodalin bos.

Saya ajak anak saya karena engga ada yang jagain terus dia juga pengen ikut,” pungkasnya.(Ari)

 

Berita Lainnya
Leave a comment