Untuk Kepentingan Umum

Marshel Serta Politik yang ‘Lucu’

Pesohor negeri di tahun politik kerap menyita perhatian. Dari aktif kampanye hingga terlibat langsung dalam politik praktis. Kehadiran mereka mewarnai setiap helatan lima tahun sekali. Selebritis (kita menyebut namanya) memang punya daya tarik yang menarik.

Mereka miliki daya pikat yang bisa membius pemilih. Ibarat kata, hadirnya selebritis akan membuat pesta demokrasi lebih menarik lagi. Kini zaman sudah berubah, para artis ini sudah tidak lagi menjadi pelengkap saja. Tapi juga ikut terlibat di dalamnya. Singkat kata, tak sekadar jadi penonton tapi menjadi pemain.

Tak heran nama-nama yang kerap menghiasi layar kaca tiba-tiba bicara soal politik. Sebetulnya aneh juga, ketika penghibur yang citranya bicara terlihat tidak serius, tiba-tiba ngomong serius.

Hal itu tak apa-apa. Tidak ada yang salah juga. Namanya juga mencoba peruntungan. Jadi syukur, tidak jadi kembali lagi ke profesi semula. Tak heran kini publik dipertunjukkan pesohor yang menjadi ‘diri’ lain dari hal biasa kita lihat

Sekarang publik disuguhi tontonan komedian Alfiansyah alias Komeng bicara soal undang-undang ataupun peran serta senator. Pria asal Jakarta itu baru saja lolos ke Senayan lewat jalur dewan perwakilan daerah atau DPD. Suaranya tidak main-main 5 juta lebih. Angka itu tertinggi dalam sejarah politik elektoral di negeri ini.

Terlibat dalam politik merupakan hak individu. Tidak boleh ada yang melarang. Toh, keikutsertaan mereka sudah diatur dalam konstitusi. Semua warga negara memiliki hak yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah publik disuguhkan atraksi pilpres dan pileg Februari lalu, kini pesta demokrasi di tingkat lokal sudah dimulai. Coblosannya sudah dijadwal akhir November mendatang. Kini, publik kembali disuguhkan soal keikutsertaan pesohor dalam pilkada.

Marshel Widianto Diusung Gerindra

Ada yang menarik dari kontestasi pilkada Kota Tangerang Selatan. Yakni dukungan DPP Partai Gerindra yang mengusung komedian Marshel Widianto menjadi calon wakil walikota Tangerang Selatan.

Pernyataan dukungan partai besutan Prabowo Subianto itu langsung dibacakan Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Dalam pernyataan resminya, ia mengatakan partainya mengusung Marshel sebagai calon wakil walikota di Pilkada Tangsel 2024 dan Andra Soni sebagai calon gubernur Banten di Pilgub Banten 2024.

“Dalam kesempatan ini, kembali saya tegaskan instruksi bahwa Calon Gubernur Banten yaitu Andra Soni dan calon wakil walikota Tangerang Selatan yaitu Marshel Widianto,” kata Dasco melalui unggahan di akun Instagram resminya @sufmi_dasco.

Sontak dukungan partai Gerindra memantik komentar dari pelbagai pihak. Bahkan aktris Nikita Mirzani membuat video khusus tentang Marshel. Ia menolak dukungan tersebut dan meminta partai Gerindra berpikir ulang mendukung ayah dua anak tersebut.

Nikita mengungkapkan, kalau sikap Marshel tidak baik. Sampai-sampai menyebut sang komedian sebagai pelawak yang tidak lucu dan kacang lupa akan kulitnya. Urusan tabiatnya juga dibongkar. Dari artis setingan hingga tidak laku lagi di televisi.

Ibu tiga anak ini juga memberikan peringatan kepada warga Tangerang Selatan soal tabiat buruk Calon Wakil Walikotanya agar tidak memilih Marshel Widianto.

“Saya nggak punya masalah sama Marshel Widianto tapi karena gua besar di  Tangsel gua harus ngomong untuk mengamankan warga Tangsel. Untung KTP gua Jaksel, kalau gak pasti gua udah bilang ke RT RW untuk tidak memilih yang namanya Marshel Widianto,” ucap Nikita Mirzani, dikutip Kamis 20 Juni 2024.

Dirinya menyebut tabiat buruk Marshel Widianto pernah mengkhianati Denny Cagur yang telah ikut membantu membesarkan namanya di industri entertainment.

Tak hanya itu, tabiat buruk Marshel Widianto yang diungkap Nikita Mirzani termasuk orang yang sering terlambat dan tidak pernah tepat waktu dalam pekerjaan sehingga jasanya sudah tidak dipakai lagi oleh stasiun  televisi.

“Kedua dia tidak pernah on time yang namanya pekerjaan. Pokoknya dia nggak bagus makanya dia sudah tidak dipakai di stasiun  TV manapun karena attitude-nya yang tidak baik,” tutur Nikita Mirzani.

Unggahan video Nikita bahkan dikutip sejumlah media arus utama. Ucapan Perempuan 38 tahun dikutip dan mengundang beragam komentar. Hal itu tentunya menarik ketika pesohor hendak menjadi bakal calon dan belum tentu turun ke gelanggang, serta belum tentu menang.

Respon publik terhadap Marshel begitu tinggi. Bisa jadi pencalonannya bagian dari taktik dan strategi partai untuk menaikkan rating. Bahasa sederhananya tes ombak. Apakah pencalonannya berjalan mulus atau tidak, waktu yang akan menjawabnya.

Yang pasti ketika pesohor maju dalam politik elektoral punya magnet tinggi, Marshel menjadi contoh artis yang punya daya pikat tinggi. Meski belum tentu dayanya baik.

Menjadi pemimpin paling tidak harus memiliki integritas, kapabilitas, elektabilitas, dan kapasitas. Komponen tersebut harus saling melengkapi jika ingin sukses memimpin. Kalau hanya punya elektabilitas memang mendukung.

Tapi rasanya belum cukup. Dan itu memang poin plus yang dimiliki pesohor. Modalnya keterkenalan walau tidak sejalan dengan keterpilihan. Marshel bisa menjadi contoh kalau pesohor memang akan menjadi daya tarik dalam pesta demokrasi.

Ya, itu memang bumbu-bumbu dalam demokrasi. Salam. (*)

 

Nanda Rodiyana, S.I.Kom, MM

 

(Akademisi Universitas Pamulang)

Berita Lainnya
Leave a comment