Untuk Kepentingan Umum

Survei Index Data Nasional: Pilkada di Kota Tangsel Kondusif, Politik Sektarian tak Ada

Polarisasi Pilkada Tangsel tidak akan terjadi seperti Pilkada DKI pada putaran kedua atas kemenangan Anis Baswedan. Masyarakat Tangsel jauh lebih cerdas ketimbang masyarakat DKI Jakarta.

 

Hal itu diungkapkan Konsultan Politik Indek Data Nasional Tafrichul Fuady Absa saat hadir menjadi narasumber Sosialisasi dan diskusi dengan tajuk “Mengawal Pilkada Seretak: Peran Tokoh Adama Dalam Menjaga Harmonisasi Umat”.

 

“Polarisasi di Tangsel tidak akan terjadi karena masyarakat Tangsel cerdas modern dan religius. Maka pilkada di DKI tidak akan terjadi di Tangsel,” ujarnya, di salah satu resto bilangan Ciputat Timur, Sabtu (31/8/2024).

 

Menurutnya, kenapa tokoh agama sangat penting karena ada pengaruh. Sebagai tokoh agama jangan mengadu adu domba dan mengelabui. “Makanya bagi orang yang memiliki pengaruh berperan aktif,” serunya.

 

Lanjut ia, Tangsel berpotensi melawan kotak kosong termasuk 40 wilayah lainnya sebelum ada putusan MK. Jika ingat Pilkada DKI putaran kedua Anis Baswedan menang menggunakan politisasi ulama.

 

Ia menjelaskan saat ini partisipasi pemilih sangat kecil karena anak muda menganggap Tempat Pemungutan Suara ( TPS) seperti Tempat Pemakaman Umum (TPU). Maka harus ada hal yang menarik seperti ditempat tempat yang asyik didatangi anak muda.

 

“Peserta demokrasi harus riang gembira dan riang tersenyum. Perlu juga ditempatkan di lokasi yang ramai dikunjungi anak-anak muda,” sarannya.

 

Dosen Unpam Dani Ramdani mengatakan peran tokoh jauh lebih penting daripada partai politik. Kendati demikian Pilkada Tangsel dipastikan akan damai. Paska Pilkada tanggal 29 semua kondusif.

 

“Tokoh agama sebagai mediator, menjadi wasit dan menjadi tokoh meredakan ketegangan konflik politik. Kami pastikan Pilkada Tangsel tetap kondusif,” ujarnya.

 

Kepala Divisi Perencanaan Data Informasi KPU Kota Tangsel Widya Victoria menyampaikan masyarakat dan mahasiswa, dapat berperan. Pemilih milenial dan Gen Z tinggi. Totalnya 52 persen. Maka edukasi sangat penting.

 

“Kedatangan mahasiswa memberikan energi bagi KPU sebagai penyelenggara,” ujarnya.

 

Tangsel punya pengalaman pilkada 2020 yang mana salha satu calonya ada non Muslim yakni Saraswati berpasangan dangan H Muhamad.

 

Buka hal baru dalam Pilkada tidak hanya agama Islam. Misalnya pada tahun 2020 Saraswati cukup kondusif. Artinya perbedaan secara religi tidak ada perbedaan. Artinya Pilkada tetap terjaga. Pilkada itu lokal dan biasanya egosentris lebih tinggi. Acara terselenggara KPU Kota Tangsel dengan Lafadz Nusantara Center. (rls)

Berita Lainnya
Leave a comment