Kota Tangsel Pendidikan
Beranda / Pendidikan / Akses SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel Dirantai, Siswa Baru Antre Keluar Masuk

Akses SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel Dirantai, Siswa Baru Antre Keluar Masuk

img 20250714 124048
Akses SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel Dirantai, Siswa Baru Antre Keluar Masuk

RESPUBLIKA.ID – Gerbang Akses jalan menuju SMPN 17 dan SMAN 6 Kota Tangsel dirantai oleh warga Perumahan Pamulang Permai 1.

 

Pembatasan akses tersebut dipicu oleh kekecewaan warga sekitar yang anaknya tak diterima di SMA melalui jalur domisili. 

 

Pantauan di lokasi, siswa baru SMAN 6 Tangsel yang mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) harus bergantian melewati gerbang jalan yang hanya bisa dilewati oleh satu orang. 

Ribuan Peserta Ramaikan Tangsel Run for Humanity 2025

 

Di gerbang tersebut terpasang spanduk bertuliskan ‘Akses ini ditutup karena sistem penerimaan siswa mengabaikan hak anak-anak kami bersekolah di lingkungan sendiri’. 

 

Puluhan kendaraan menuju dua sekolah negeri itu pun nampak terparkir di luar area sekolah. 

 

Caretaker Mukota IV Kadin Tangsel Dilaporkan ke Polisi Soal Dugaan Penipuan dan Penggelapan

Akibatnya, siswa sekolah SMAN 6 maupun SMPN 17 harus berjalan kaki sekira 500 meter untuk sampai sekolah. 

 

Ketua RW 010 Pamulang Permai 1, Suhendar Wijaya mengatakan, aksi penggembokan gerbang tersebut dilakukan lantaran beberapa warganya tidak dapat masuk ke sekolah yang berada di lingkungannya sendiri. 

 

“Kami hanya ingin anak-anak kami yang tinggal paling dekat bisa diterima. Kalau yang dari jauh bisa lolos, kok yang tinggal di belakang sekolah malah tidak?,” ucap Suhendar, ditulis Senin (14/7/2025). 

BKAD Kota Tangsel Perkuat Pengelolaan Aset Daerah Melalui Bimtek Pentausahaan Barang Milik Daerah

 

Suhendar menuturkan, warga mengaku tidak peduli lagi dengan alasan seperti Juknis atau Juklak yang sering dijadikan pembenaran. Bagi warga, yang terpenting adalah keadilan dan keberpihakan terhadap warga lokal yang ingin mengenyam Pendidikan. 

 

“Aksi gembok ini bukan karena kami tidak paham aturan, tapi karena aturan itu tidak memihak rakyat. Ini cara kami ‘wong cilik’ untuk mengingatkan pemerintah bahwa kami juga punya hak,”ungkapnya.

 

Dengan kejadian yang menimpa warganya, Suhendar mengaku telah mengirimkan surat keberatan kepada Gubernur Banten. 

 

Warga berharap Dinas Pendidikan Provinsi Banten mengambil langkah konkret agar konflik tidak berlarut dan hak pendidikan masyarakat sekitar dapat dihormati.

 

“Semoga ke depan ada kejelasan, dan anak-anak kami bisa sekolah di tempat yang secara logika dan hati nurani seharusnya mereka tempati,” tutupnya. 

 

Penggembokan gerbang akses jalan itu dikeluhkan oleh salah seorang Siswa baru SMAN 6 Tangsel Permana. Dia berharap akses menuju sekolahnya segera dibuka, agar dirinya bersama temen-teman yang menjalankan MPLS dapat mengendarai kendaraan hingga gerbang sekolah. 

 

“Tadi dari depan gang jalan kaki, saya maunya segera dibuka gerbangnya,” pungkasnya.(Ari) 

 

Loading...
×
×