Kota Tangerang
Beranda / Tangerang Raya / Kota Tangerang / Kisah Keluarga Zahra yang Terbantu Program JKN-KIS

Kisah Keluarga Zahra yang Terbantu Program JKN-KIS

Berjuta kisah tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah menyelamatkan kehidupan satu keluarga.

Salah satunya dialami Fitriyanti Fatimah Zahra. Wanita yang menginjak usia 22 ini mengaku bahwa JKN-KIS telah menyelamatkan keluarganya.

Zahra, demikian panggilan sehari-harinya, adalah peserta JKN-KIS dari sektor Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) alias peserta mandiri sejak awal 2014. Dirinya jadi peserta JKN-KIS lantaran bapak dan ibunya telah mendaftarkan lebih dulu.

“Bapak ibu sebelum daftar memang ada riwayat penyakit. Bapak diabetes, ibu asam urat. Kebetulan pas awal BPJS Kesehatan, kita langsung mendaftar satu keluarga,” kata Zahra di Tangerang, Jumat (08/03/2019).

Disperkimtan Kota Tangerang Gandeng HAPI Beri Pelatihan Teknis Baja Ringan untuk Pekerja Konstruksi

Zahra bersyukur dengan hadirnya Program JKN-KIS ini. Sebagai seorang anak dari pensiunan di perusahaan swasta, Zahra mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarganya tanpa bantuan BPJS Kesehatan.

Menurutnya, sebelum adanya program ini, biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarganya tidak sedikit. Untuk perawatan ayahnya saja, dirinya harus bolak-balik ke rumah sakit seminggu sekali. Sedangkan untuk ibunya, Zahra harus meluangkan waktu seminggu dua kali untuk mengantarkan ibunya.

“Sekali ke rumah sakit bisa satu jutaan. Padahal sebulan bisa sampai 7 hingga 8 kali. Berarti 8 juta minimal harus keluar dalam sebulan. Itu baru ibu saya. Belum biaya buat ayah. Dikalikan 5 tahun. Berapa juta coba? Untung ada Program JKN-KIS. Semuanya dijamin pakai BPJS Kesehatan,” kenang Zahra.

Saat keluarga Zahra mendapat perawatan di rumah sakit, dirinya mengaku tidak pernah mendapatkan pelayanan  berbeda dengan pasien umum yang tidak menggunakan JKN-KIS. Menurutnya, pelayanan yang diberikan dari dokter hingga perawat semuanya ramah dan baik. Tidak pernah ada cerita keluarganya dinomorduakan oleh pihak rumah sakit maupun puskemas tempat keluarganya periksa.

“Kalau memang ada antrian itu wajar. Ya namanya mau mendapatkan pelayanan ya harus antri. Semua kan sudah ada prosedurnya. Tinggal kita ikuti sebaik-baiknya saja,” katanya.

Selidiki Dugaan Perundungan Siswa SMPN 19 Tangsel, Polisi Periksa 4 Saksi

Zahra juga berpesan agar Program JKN-KIS ini dapat terus berjalan. Menurutnya, bukan hanya keluarganya yang terbantu dengan adanya program ini melainkan seluruh masyarakat Indonesia.(Setia)

×
×