Pilkada kerap menjadi momen pemicu konflik di masyarakat. Biasanya konflik tersebut muncul dari motivasi para pemangku kepentingan dalam Pemilu.
M Zaki Mubarak Pengamat Politik UIN Jakarta mengatakan konflik tersebut harus diredam dengan mengedepankan peran kebudayaan dalam berjalannya kontestasi perpolitikan khususnya Pemilu 2019 mendatang.
“Para calon seharusnya mempunyai program yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan lokal, program tersebut dapat mengarahkan persepsi masyarakat kearah yang mendidik,” terang Zaki usai mengisi diskusi “Kongkow Kebudayaan” di Jalan Tarumanegara, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (17/3/2018) sore.
Zaki menerangkan prilaku repsesif pemerintah dalam menanggapi kritik dari masyarakatnya. Banyak beredarnya isu hoax di media sosial menjelang Pilkada memang bukan hal tabu, namun menurutnya penangkapan oleh aparat kepolisian bagi penyebar meme atau karikatur di media sosial merupakan langkah penanganan yang tidak mendidik bagi masyarakat.
“Sekarang media pendidikan dapat memakai instrumen kebudayaan, masyarakat bisa terdidik dengan pendekatan local wisdom, fenomena globalisasi bukan harus dikendalikan dengan tindakan represif,” tegasnya. (den/firda)