
Pemerintah Kota Tangerang Selatan masih belum menemukan jalan keluar untuk mengurai kemacetan di ruas jalan Ir. Juanda Ciputat, tingginya intensitas kendaraan yang melintasi jalan penghubung tiga provinsi, Jakarta, Banten dan Bogor itu menyebabkan sejumlah titik kemacetan.
Siti Chadijah Anggota Komisi III DPRD Kota Tangsel mengungkap soal penutupan tiga titik jalur putar balik atau U-turn yang diinisiasi pemerintah untuk mengurai kemacetan di ruas jalan Ir. Juanda.
“sebelumnya kami DPRD dari komisi III dan IV telah melakukan diskusi terkait kebijakan penutupan tiga titik U-turn, karena menurut Dishub salah satu penyebab kemacetan adalah adanya kendaraan yang putar balik,” terang Khadijah saat dihubungi, Rabu (5/9/2018).
Namun menurut Khadijah fakta di lapangan berbeda, kebijakan tersebut malah mendapatkan penolakan dari masyarakat yang tidak menyetujui penutupan jalur putar balik.
“fakta di lapangan berbeda, malah sejumlah masyarakat tidak setuju,” tambahnya.
Terkait antisipasi kepadatan kendaraan di jalan Ir. Juanda, Chadijah mengakui terkait intensitas kendaraan yang tiap tahunnya bertambah, menurutnya salah satu antisipasi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi kemacetan di Kota penyangga adalah optimalisasi angkutan publik.
“dengan APBD Tangsel sekarang yang cukup mumpuni, tangsel sebagai kota penyangga bisa melihat jakarta dengan transportasi publiknya yang sudah baik, kita juga butuh transportasi publik yang nyaman,” tutup Chadijah.
Sebelumnya, tiga titik U-Turn di koridor Jalan Ir H Djuanda, Kecamatan Ciputat Timur sempat ditutup, namun dibuka kembali setelah mendapat protes dari masyarakat.
Ketiga titik antara lain di depan Sandratex, Kelurahan Rempoa. Kemudia di depan komplek perumahan dosen UI, Kelurahan Cirendeu, dan depan kampus UIN Jakarta, Kelurahan Cempaka Putih. (den)