Untuk Kepentingan Umum

Dua Cara Mengetahui Berat badan Ideal dengan Penghitungan Broca dan BMI

Berat badan ideal menjadi suatu hal yang penting bagi sebagian orang. Beragam cara mulai dari olah raga, menjaga pola makan juga dilakukan untuk mendapatkan tubuh ideal, karena dianggap mempengaruhi penampilan seseorang.

Untuk mengetahui berat ideal badan, bisa dilakukan dengan dua cara. Yakni dengan rumus penghitungan Broca dan juga Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI).

Kendati begitu, menurut ilmuan tidak semua metode pengukuran berat badan ideal cocok untuk semua tubuh seseorang.

 

Yang pertama metode penghitungan Broca. Metode penghitungan ini dikembangkan pada tahun 1871 oleh Pierre Paul Broca, seorang Dokter Angkatan Darat Prancis, untuk membantu menentukan ideal berat badan.

 

Pada awalnya, rumus Broca Index (BI) digunakan untuk menghitung berat badan normal, tetapi kemudian diperluas menjadi cara penghitungan berat badan ideal.

Untuk menghitung menghitung berat badan normal: Tinggi badan (cm) – 100 = Berat badan normal (kg).

 

Laki-laki : [tinggi (cm) – 100] – ([tinggi (cm) – 100] x 10%) = berat badan ideal

 

Wanita : (Tinggi badan (cm) – 100) ((tinggi (cm)-100) x 15 %) = berat badan ideal

 

Sementara, contoh cara menghitung berat badan ideal dengan rumus Broca adalah

* Wanita Tinggi: 160 cm

Berat badan normal: 160 – 100 = 50 kg

Berat badan ideal: (160 – 100) ((160-100) x 15%) = 50 7,5 = 57,5 kg

 

* Pria Tinggi: 185 cm

Berat badan normal: 185 – 100 = 85 kg

Berat badan ideal: (185 – 100) – ((185 – 100) x 10%) = 85 – 8,5 = 76,5 kg.

 

Cara penghitungan berat badan yang kedua adalah menggunakan metode Indeks massa tubuh atau BMI. Cara ini adalah metrik standar untuk menentukan berat badan normal, kelebihan berat badan dan obesitas. Kendati begitu, BMI bukanlah ukuran lemak yang akurat, serta tidak menjelaskan penyebab kesehatan yang buruk menurut para ilmuwan.

 

Indeks massa tubuh seseorang dihitung dari berat badannya dalam satuan kilogram dibagi dengan tinggi badannya dalam satuan meter kuadrat.

 

Semisal, seorang wanita memiliki tinggi badan 150 cm (1,50 m) dan berat badan 45 kg. Cara menghitungnya adalah yang pertama, Kalikan tinggi badan dalam kuadrat

1,50 x 1,50 = 2,25 cm. Kedua, Bagi angka berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan

45 : 2,25 = 20.

Berikut ukuran BMI berdasarkan standar WHO

BMI 18,5 – 24 = Normal

BMI 25 – 29,9 = Kelebihan berat badan

BMI lebih dari 30 = Obesitas.

Seseorang dengan BMI lebih tinggi dari 30, berisiko menderita penyakit jantung, diabetes, kanker dan penyakit lainya. Meskipun begitu, dari beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, BMI yang tinggi sebenarnya dapat melindungi seseorang dari kematian akibat gagal jantung, gagal ginjal, dan penyakit kronis lain.

Sebab, jika seseorang menderita penyakit kronis, kemudian memiliki lebih banyak lemak mungkin dapat memberikan cadangan energi tambahan. Selain itu, dalam beberapa kasus, BMI yang rendah mungkin disebabkan oleh seseorang yang menderita penyakit.

Metode BMI tidak memperhitungkan lemak, serta tidak menunjukkan ke tubuh bagian mana lemak didistribusikan. Seperti halnya lemak di sekitar organ perut meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan kematian. sedangkan lemak lemak di bawah kulit di tempat lain di tubuh (perifer) mungkin lebih tidak berbahaya.

Dari saran penelitian, BMI juga tidak memperhitungkan perbedaan ras, jenis kelamin, dan usia seseorang.

Selain dengan timbangan, kita juga bisa mengukur melalui ukuran lingkar perut sebagai parameter badan ideal dan juga untuk menjaga kesehatan.

Sebab, semakin besar angka lingkar perut kamu semakin tinggi pula risiko menderita penyakit akibat obesitas seperti sindrom metabolik, pembuluh darah dan jantung.

Bagi pria ukuran lingkar perut yang sehat kurang dari 94 cm, sementara untuk wanita kurang dari 80 cm. (Sumber CNBC)

Berita Lainnya
Leave a comment