Pemuda asal Lebak Bulus, Jakarta Selatan Arrafivano Rachmadi (23) sukses mencetak ribuan Barista dengan membuka pelatihan secara online.
Dengan brand ‘Sekian Persen’ pemuda yang akrab disapa Vano ini menjadi pelopor pelatihan online untuk para peracik minuman berbahan dasar kopi dan non kopi.
Pelatihan berbasis daring ini, kata dia, berawal usai dirinya menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lantaran Pandemi Covid 19.
Berbekal pengalaman sebagai barista, Vano menuturkan, akhirnya dirinya membuka pelatihan meracik minuman secara online
“Dulu saya barista mas. Ketika Covid-19, saya termasuk karyawan yang dirumahkan. Dari situ saya berfikir, kenapa hobi saya ini tidak disalurkan dengan membuka pelatihan buat orang orang yang ingin seperti saya.Dan ini yang pertama, pelatihan barista berbasis online,” kata Vano kepada Respublika.id, saat ditemui di Ciputat, Tangsel Minggu (20/12/2020).
Nama ‘Sekian Persen’ sendiri, kata Vano terinspirasi dari kegiatan bersedekah. Dimana, dalam setiap hasil dari pelatihan, dirinya menyisihkan harta yang didapat untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.
“Kita pakai nama itu, buat ngingetin saya aja. Dari hasil pelatihan, ada hak saudara saudara kita yang kurang beruntung. Buat sedekah mas,” ucapnya.
Saat ini, Vano mengungkapkan, pelatihan online yang dirintisnya sejak lima bulan lalu sudah diikuti oleh 6500 siswa, dari usia 18 hingga 35 tahun ke atas.
“Siswa yang ikut pelatihan sekarang kurang lebih ada 6500. Ada anak SMA juga yang jadi peserta, sekarang dia bisa racik kopi sendiri, sambil jualan online. Ya, alhamdulilah jika kita bisa berkarya melalui hobi kita,” pungkas Vano.
Dihubungi terpisah, salah seorang siswa pelatihan, Shidqi Hailaman Zavi mengatakan, mendapat materi pelajaran yang cukup banyak dari ‘Sekian Persen’.
Selain meracik kopi, Sidqi juga mengaku mendapat materi tentang bagaimana caranya mengelola usaha.
“Banyak banget materi yang mereka kasih tuh, engga cuma sekedar resep dan cara bikin kopi, tapi mereka juga jelasin cara branding, naikin penjualan, dan ilmu ilmu bisnis lainnya,” katanya.
Selain itu, Sidqi yang masih duduk di bangku sekolah SMA kelas tiga inipun menuturkan, saat ini dirinya sudah mempunyai produk minuman sendiri.
Sehingga menurutnya, usaha olahan minuman kopi miliknya menjadi solusi keuangan, terlebih disaat Pandemi seperti sekarang ini.
“Di masa pandemi gini saya engga dapat duit jajan, jadi mau cari duit sendiri biar ga ngerepotin orang tua. Saya sekarang sudah punya brand sendiri namanya ‘dorinku coffee’, dari bulan Juni sampai November sudah menjual 600 produk dengan pendapatan di atas 11 juta,”
“Dengan biaya belajar yang saya keluarkan menurut saya itu worth it (sepadan) parah sih,” tandasnya. (ari)