CIPUTAT-Tahun ini penggunaan anggaran tidak melalui tunai lagi, tetapi lewat transfer. Nah, seiring dengan perubahan sistim pembayaran itu, maka kiranya perlu diberikan informasi secara luas dalam hal bertransaksi bagi bendahara masing-masing dinas. Dalam hal ini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangsel gelar sosialisasi.
Sosialisasi bertajuk “Tata Cara Perhitungan Uang Persediaan Tahun Anggaran 2018 OPD Se-kota Tangerang Selatan” bertempat di lantai 4, Balaikota, Ciputat, pada Selasa (9/1) yang dihadiri 100 orang terdiri dari Kasubag Keuangan dan Bendahara Pengeluaran.
Kepala BPKAD Kota Tangsel, Warman Syanudin mengatakan, dengan kegiatan sosialisasi peserta cukup semangat demikian cukup banyak pertanyaan. Mereka sudah sangat siap menerapkan sistim non tunai yang diberlakukan mulai awal tahun ini.
“Kami melihat, mereka cukup siap dalam menerapkan sistim non tunai. Ini memang harus dimulai untuk kedepan lebih baik jika tidak dimulai dari sekarang kapan lagi,” tutur Warman.
Baru awal, tentu mungkin ada rasa ketakutan, tapi tak perlu khawatir semua sudah tersistim guna mempermudah dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan pekerjaan. Ada banyak terobosan yang dilakukan Bank BJB guna memberikan kemudahan dalam penerapan di lapangan nanti saat menggunakan pembayaran non tunai.
“Dengan menggunakan sistim non tunai, semakin banyak bekerjasama baik per bankkan, kementerian, PLN dan termasuk bisa saja Pertamina nantinya dan pihak-pihak lain. Bank BJB membuat banyak hal baru, dengan tujuan mempermudah kinerja Pemkot Tangsel,” tambahnya.
Misalnya saja, BJB merancang Cash Management Sistim (CMS) yang akan digunakan di semua OPD. Semacam perangkat dengan jeringan transfer antar Bank BJB. Nanti para bendahara pengeluaran akan menggunakan sitim ini di kantor masing-masing.
“CMS model transfer antar rekening di bank BJB. Sistim ini yang mengeluarkan Bank BJB hanya sekarang mesin geseknya masih di kaji oleh OJK untuk menentukan titik-titik dinas masing-masing agar sesuai alamat, loaksinya di mana dan data lengkap lainnya,” beber Warman.
CMS ini semacam buku catatan kegiatan yang dulunya manual sekarang tersistim. Selain CMS, Bank BJB mengeluarkan Standing Intruction (SI) yakni semacam perintah pembayaran kepada pihak bank. Jadi dalam SI akan tertera, nama kegiatan, nama penerima transfer, nominal da nomor rekening yang akan dituju. SI ini dikeluarkan guna mempermudah bendahara pengeluaran dalam membayar semua kegiatan, baik kepada narasumber, pembayaran token listrik, pembayaran tenaga harian dan macam-macam yang masuk dalam Uang Persediaan.
“SI ini untuk mempermudah pembayaran dengan sistim merekap semua kegiatan dalam satu hari ada berapa nanti dibuat kemudian dikirimkan ke Bank BJB. Bank BJB lalu melakukan transfer kepada rekening yang diajukan oleh bendahara. Sebetulnya ada bisa melalui cek, namun kalau menggunakan cek hanya untuk satu rekening saja tidak bisa lebih dari itu,” katanya.
Kabid Perbendaharaan, BPKAD Kota Tangsel, Yusuf Ismail menyampaikan, bahwa ini merupakan tantangan berat yang dihadapi dari yang sebelumnya dibayar langsung kali ini harus melalui transfer. Misalnya fotokopi, makan minum, perjalanan dinas, honor narasumber, uang transport kegiatan sosialisasi OPD. Tapi mau tidak mau harus dilalui dan tidak ada alasan untuk tidak melakukan.
“Ini tantangan berat bagi bapak ibu terhadap masyarakat khusus buwat uang transport saat ada kegaitan sosialisasi mereka diberikan secara tunai. Namun dengan adanya perubahan non tunai mereka harus ditransfer. Tapi kami yakni, ini hanya awal sehingga terlihat sulit yang pasti nanti akan lebih mudah dan bisa,” ujarnya. (adv)