Untuk Kepentingan Umum

Anak Lagi Rewel Jangan Dikasih Gadget, Berbahaya!

Gadget kini tak hanya didominasi oleh orang dewasa. Kini semua lapisan usia sudah menikmati barang canggih tersebut. Bahkan anak-anak sudah mulai akrab dengan barang tersebut. Kadang kita suka terheran-heran kok anak pinter banget ya, bisa pakai gadget tanpa diajari.

Hmm sebenarnya wajar sih, Bun, kalau anak bisa pakai gadget sendiri. Soalnya mereka adalah digital citizen, lahir di era serba gadget dan digital.

Nah, saat anak rewel, beberapa orang memilih menggunakan gadget nih, Bun. Bukan sulap bukan sihir, anak yang tadinya nangis dan rewel jadi tenang. Melihat kesuksesan ini, gadget pun jadi andalan untuk menenangkan anak.

“Kadang-kadang orang tua suka kasih gadget ke anak biar si anak diam dan untuk nenangin mereka padahal itu hanya bersifat sementara dan dampaknya sendiri bisa jangka panjang,” ujar psikolog anak dan keluarga, Amanda Margia Wiranata.

Kata Amanda, dengan gadget anak lekat dengan alat tersebut. Jadi wajar banget kalau saat bosan, gadget adalah pilihan yang menggiurkan buat anak. Tapi begitu anak lihat dunia nyatanya akan bosan.

“Nanti begitu anak masuk sekolah dia akan kesulitan fokus karena terbiasa melihat layar gadget yang berbagai macam isinya dan begitu di sekolah dia lihat gurunya ngajar jadi bosen kan,” ungkap Amanda.

Anak yang masih kecil lalu terbiasa lihat internet maka biasanya kurang bisa bersosialisasi dengan baik. Selain itu kemampuan bahasa atau kosakatanya juga minim karena hanya diasup dari dunia maya.

“Anak-anak sekarang kurang bermain yang real sehingga kemampuan sosialisasinya kurang, pengendalian emosinya juga perilakunya kurang karena dia terbiasa lihat game,” tambahnya.

Dalam game ketika kita ‘mati’ atau kalah maka bisa ngulang semua dari awal. Tapi nggak begitu jika di dunia nyata, kita nggak bisa mengulangi apa yang sudah kita lakukan untuk mendapatkan hasil berbeda.

Kalau udah begitu regulasi emosi anak jadi nggak bagus. Itulah yang bikin anak marah meledak ledak, tantrum dan lainnya.

“Anak harus merasakan gimana rasanya gagal dan bangkit dari kegagalan,” papar Amanda.

Dari awal Amanda mengatakan bahwa orang tua harus banget bikin aturan. Misal, anak usia di bawah 5 tahun nggak perlulah sama sekali pakai gadget karena nggak ada pentingnya buat mereka.

Nanti anak beranjak gede usia SD bisa tuh kasih waktu hanya weekend aja, seminggu sekali dan hanya satu jam. Nanti naik ke kelas yang lebih tinggi boleh ditingkatin waktunya jadi dua jam.

“Intinya dijadwalin dan nggak dilepas gitu aja sama orang tua. Nggak berarti anak nggak boleh sama sekali kenal gadget karena kadang di sana terkandung game edukatif juga,” tutur Amanda. (dtk/firda)

Berita Lainnya
Leave a comment