
Di negara-negara Barat, Jumlah remaja putri yang hamil mengalami penurunan sejak 2010. Disinyalir karena pendidikan seks, hubungan, dan kehamilan, serta penyakit seksual sudah masuk dalam kurikulum. Nah, bagaimana di Indonesia? Pendidikan seks masih menjadi perdebatan yang tidak berujung.
Banyak remaja putri di Barat kini menganggap seks bebas membahayakan. Mereka menganggap itu menjadi pintu gerbang kehamilan dan tertular penyakit seksual yang mematikan. Penurunan jumlah kehamilan remaja putri juga didukung oleh kesadaran mereka menjauhi Narkoba, rokok dan alkohol. Dengan begitu, pendidikan seks efektif.
Melansir MIRROR, Sabtu (31/3), selain guru di sekolah, orang tua memiliki peranan penting. Orangtua sudah seharunya membantu anak-anak menjelang dewasa. “Saya percaya kalau orang tua seharusnya menjadi pendidik seks bagi anak-anaknya,” ungkap Mirriam Stoppard, pakar kesehatan dari Inggris. (den)