Ciptakan Profesional Keuangan, LW MUI Gelar Pelatihan

Lembaga Wakaf (LW) Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus lakukan sejumlah terobosan guna menciptakan ekonom handal berbasis islam. Nah, langkah yang kini dilakukan adalah dengan mengadakan sejumlah pelatihan. Seperti training sahabat wakaf yang sudah memasuki angkatan delapan.
Kemarin, pelatihan itu digelar di lantai empat Kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Puluhan peserta dari sejumlah wilayah di tanah air, seperti Kalimantan, Sumatera, turut hadir.
Pemaparan dilakukan oleh Direktur Excekutif LW MUI Muhammad Rofiq. Pria asli Medan, Sumatera Utara, ini berbicara soal sedekah, zakat,infaq, asuransi, reksadana, dan lain sebagainya.
Rofiq mengatakan, pelatihan ini dilakukan untuk melahirkansumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Terutama dalam bidang keuangan. Tujuannya agar mereka menjadi profesional keuangan islam yang hebat. Makanya, dalam pelatihan sahabat wakaf ini diberikan sejumlah materi soal zakat, sedekah, danhal yang terkait dengan perbankan.
Beberapa materi yang diberikan memang bersinggungan sehari-hari. Namun, masih banyak yang belum tahu tentang hal itu. Misal soal zakat, sedekah, asuransi, infaq dan lain sebagainya.
Memang kata-kata tersebut sudah tidak asing lagi, tetapi ketika ditanyakan banyak yang belum paham. Pelatihan ini untuk membuka mata mereka tentang ekonomi berbasis syariah.
“Kita ingin peserta yang mengikuti training ini menjadi profesional keuangan islam yang disegani. Apalagi sekarang perbankan berbasis syariah menunjukkan perkembangan yang pesat. Ini sebuah potensi. Pelaku bisnis kita ajak untuk paham tentang ekonomi islam,” katanya.
Dalam pelatihan ini dirinya juga menjelaskan program sapujagat. Program ini bertujuan untuk memberantas riba ini yang kini banyak menjerat masyarakat. Kata dia, dibuatnya program ini agar masyarakat paham dan tidak mau lagi mendekati riba.
Kata dia, sapujagat telah diluncurkan dan telah dikucurkan dana, di Kota Bogor. Untuk tahap awal pembebasan riba ini untuk warga yang menyicil motor. “Ke depannya kita ingin meluas tidak hanya motor saja, tapi juga mobil, rumah, dan lainnya,” ungkapnya.
Salah satu peserta Rizki Hidayat mengaku ikut pelatihan ini untuk mengetahui lebih dalam tentang ekonomi islam. Apalagi dalam pembahasannya ada tentang sapujagat yang saat ini tengah menjadi pembicaraan masyarakat. Jika ia sudah menguasai program itu tentunya akan mudah untuk mensosialisasikan ke warga.
“Seperti program sapujagat yang tujuannya sangat baik untuk menghapus riba. Saya yakin jika warga banyak yang tahu bakalan tertarik ikut program ini,” kata pria asal Kepulauan Riau ini.
Peserta lainnya, Edi juga mengungkapkan hal serupa. Pegawai swasta ini mengaku ingin memperdalam ilmu ekonomi islam. Menurutnya ekonomi berbasis syariah ini sudah mulai diminati masyarakat karena banyak keuntungannya. Dari kajian agama juga aman karena tidak melanggar aturan dengan ekonomi syariah. (firda)