Untuk Kepentingan Umum

Demo Mahasiswa di Puspemkot TangerangRicuh, 7 Orang Terluka

Aksi demonstrasi kelompok mahasiwa Front Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang di Puspemkot Tangerang berakhir ricuh. 7 orang dikabarkan harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami luka-luka akibat bentrokan fisik yang terjadi Rabu (30/1/2019) petang.

Aksi tersebut menuntut Pemkot Tangerang untuk menggratiskan pelayanan kesehatan, karena menurut demonstran, APBD Kota Tangerang cukup untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat secara cuma-cuma.

Bentrokan berawal saat massa aksi yang meminta ditemui oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mendesak masuk ke dalam gedung setelah sebelumnya mereka juga sempat membakar ban bekas.

Aksi dorong-dorongan pun terjadi, bahkan dalam aksi yang semakin memanas itu, berbagai benda turut melayang ke arah petugas.

Tidak diketahui pasti pelaku pelemparan batu hingga kursi plastik itu hingga salah satu petugas dari Satpol PP tiba-tiba rubuh bersimbah darah karena terkena lemparan batu.

Sontak, emosi petugas pun memuncak, mereka kemudian mengejar para demonstran dan melakukan pembalasan dengan tindakan kekerasan. 5 mahasiswa pun tumbang.

Humas FAM Tangerang Shandi dalam keterangan tertulisnya mengecam tindakan represif aparat keamanan tersebut.

“Dalam aksi tersebut kami meminta agar ada perwakilan dari pemerintah untuk turun menemui kami dan merealisasikan tuntutan kami, akan tetapi tidak ada itikad baik dari pemerintah untuk menemui kami,” ungkapnya.

lanjut Shandi, permintaan itu ternyata tidak dipenuhi. Padahal mereka telah memperjuangkan agar Pemkot Tangerang mendengar aspirasi mereka dengan melakukan aksi jahit mulut dan mogok makan.

“Sampai akhirnya terjadi kerusuhan (chaos) dan tindakan represif terhadap mahasiswa, pelajar dan buruh yang dilakukan polisi dan satpol pp. Seluruh aksi massa mendapat pukulan maupun tendangan, bahkan tindakan represif brutal itu mengakibatkan 5 orang masuk rumah sakit RSUD Tangerang, 2 orang ditahan di Polres Metro Tangerang Kota dan massa aksi lainnya luka-luka,” bebernya.

Ia juga mengakui, anggotanya saat itu terpancing emosinya lantaran melihat langsung salah satu perwiranya jatuh bersimbah darah terkena lemparan batu yang diduga berasal dari kerumunan massa.

“Saat itu batu dan benda-benda keras berterbangan. Anggota dengan spontan mengejar massa karena tidak terima mereka melihat langsung dua orang perwiranya roboh dengan berlumuran darah terkena lemparan batu,” ucapnya.

Ghufron tidak berkilah, saat insiden kerusuhan tersebut berlangsung sempat terjadi gesekan antara petugas dan peserta unjuk rasa. Sehingga beberapa orang baik itu di antara pengunjuk rasa dan pihaknya mengalami luka – luka.

Berita Lainnya