
Ratusan makam warga dibongkar untuk direlokasi lantaran terkena proyek tol Serpong-Cinere, jenazah yang disemayamkan makam yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jalan Cemara I, Komplek Andrawina, Pamulang Baratdi, Pamulang Barat tersebut dipindahkan, Senin (1/4).
Adi pengurus makam TPU Cemara 1 menuturkan pembongkaran makam akibat pembangunan jalan tol Serpong-Cinere memakan lahan makam hingga radius 600 meter dari pusat proyek.
“Pembebasan tanah hibah itu dari pihak tol 6000 meter kalau dijumlahin angka sekitar 50 miliar, tapi yang terkena galian berjumlah 5963 meter. sedangkan untuk kuburannya berjumlah 400an. Pengerjaan 1 bulan dimuali dari hari ini. Dalam satu hari kita perhitungkan 34 kuburan yang dipindah kalo ngga ada halangan seperti hujan,” kata Adi.
Pengerjaan dari pagi sampai jam 4. Untuk petugas penggali ada 12 tim, 1 tim berjumlah 4 orang ditambah dengan Amil ada 7 orang. Kami sistemnya per RW, jadi dibagi dari 1 RW-nya itu 3 RT, nah itu kita bagi sesuai dengan RT-nya jadi biar tidak bingung. Selain itu peralatan juga sudah kami siapkan, dari mulai peti, kain kafan, dan lain-lain,” tandasnya.
Adi melanjutkan, pada saat sosialisasi pemindahan makam itu terlihat warga tidak ada yang menolak secara keras, mereka rata-rata menerima dengan keadaan. Secara pribadi dirinya menolak, namun penolakan itu akan berbenturan dengan urusan pemerintah. Menurutnya, minimal yang diinginkan warga yaitu penyediaan pengganti tanah untuk makam itu dipenuhi.
Pantauan di lapangan, warga yang mempunyai sanak saudara yang dikuburkan di TPU tersebut beramai-ramai mendatanginya untuk melihat dan membacakan doa. Terlihat, ada beberapa jenazah yang masih utuh tulang-tulangnya serta banyak juga yang sudah menjadi tanah.
Salah seorang warga Parung yang tidak mau disebutkan namanya serta mempunyai keluarga yang dikuburkan di TPU itu mengatakan, ada dua kuburan keluarganya di tempat tersebut yaitu embah dan kakeknya yang dukuburkan pada tahun 1996 dan 2000. Menurutnya kuburan kakekya itu ketika dibongkar masih utuh kain kafannya meski disemayamkan sudah sangat lama.
“Saya sedih harus melihat kakek dan embahku lagi. Meski sudah menjadi tanah tetap saja auranya itu terasa, apalagi kalo kakek masih utuh kain kafannya. Kalo dibilang ga setuju mah ya ga setuju harus dibongkar gini, tapi mau bagaimana lagi ya mas, ini kan proyek pemerintah, kita ga bisa apa-apa,” katanya sambil meneteskan air mata saat melihat makam keluarganya itu dibongkar, Senin (1/4).
Hal ya sama diungkapkan warga Pondok Benda berinisial I (27). Menurutnya ada neneknya yang dimakamkan di situ. Dalam hati kecil dirinya tidak menginginkan makam neneknya dibongkar, namun demi kemaslahatan dan kepentingan masyarakat di masa kini perlu dibangun jalan tol, sehingga I merelakan makam neneknya dibongkar dan dipindah.
“Ya bagaimana, pembangunan jalan tol ini juga untuk mengurangi kemacetan di sini kan, jadi ya sudah lah. Yang penting dimakamkan lagi aja. Kalo untuk sosialisasi terkait pemindahan itu sih udah satu bulan yang lalu dari pihak perusahaan, jadi kita juga siap-siap dulu” ungkapnya. (den)