Untuk Kepentingan Umum

Kisah Ernadi Relawan Demokrasi: Tidur di Emperan Hingga Diusir Warga

Relawan Demokrasi Ernadi

Perjalanan Ernadi ke ibukota membawa kesan tersendiri baginya. Berbagai rintangan pun telah dilaluinya demi suksesnya Pemilu 2019 dan menekan angka Golput.

Ernadi menjelaskan, selama perjalanan ia banyak sekali mendapat teman baru dari berbagai tempat yang telah disinggahinya. Perjalanan tersebut membuatnya dapat menganal akan karakteristik wilayah dan keaneka ragaman masyarakat yang terdapat di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, mensosialisasikan pemilu di berbagai daerah tidak mudah. Ia pun pernah mendapat penolakan dari warga yang mengiranya akan melakukan tindakan kriminal.

“Saya sempat diusir ketika akan melakukan istirahat. Banyak yang tidak percaya, tetapi setelah saya perlihatkan dokumen dari KPU dan Bawaslu dari berbagai daerah banyak juga yang percaya akhirnya,” ucapnya.

Selain penolakan, kondisi fisik juga menjadi tantangan terberatnya.

“Saya sempat sakit di Palembang selama tiga hari, di Lampung dua hari dan di Banten dua hari. Alhamdulillah kendala yang berarti tidak ada seperti ban bocor tidak, kalau tambah angin hampir setiap hari,” akunya seraya menyebut pos satpam.

Dirinya terharu ketika mengabarkan kondisinya ke keluarganya (Orang tuanya-red) di Padang. Bahkan sebelum memulai perjalanan ia menyempatkan diri mendatangi orang tuanya untuk meminta doa

“Mereka menangis karena jarak tempuh yang jauh apalagi saya membawa sepeda. Saya merasa doa dari orang tua itu ada bagi saya, semua kemudahan itu ada apalagi saya baru pertama kesini,” tambahnya.

Pria 32 tahun ini mengharapkan masyarakat agar menjaga keamanan dan kenyamanan selama proses pemilihan.

“Kalau aman dan nyaman kan dampaknya semua merasakan. Dan jangan lupa bagi pemilih yang telah memiliki hak pilih untuk mengunakannya. Karena satu suara menentukan masadepan pembangunan Indonesia lima tahun kedepan,” pungkasnya. (pan/firda)

Berita Lainnya