Capai 5,5 Milyar Dindikbud Tangsel Belanja Buku untuk Sekolah, TRUTH: Pungli Iuran Buku Masih Banyak

Tangerang Public Transparency (Truth) mengomentari program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan soal pegadaan Buku Literasi Sekolah yang memakan anggaran lebih dari 5,5 Milyar APBD pada dua tahun anggaran 2017 dan 2019.
Koordinator Divisi Advokasi dan Investigasi Truth, Jupri Nugroho menduga program pengadaan buku penunjang tersebut hanya menjadi lahan bancakan (korupsi) Disdikbud Tangsel karena tidak jelas sasarannya.
“Mesti dilihat peruntukannya, jangan sampai malah tumpang tindih dengan BOS dan BOSDa. Karena nantinya bisa jadi lahan bancakan (korupsi). Banyak program yang keluarannya pengadaan buku, tapi pungli mengatasnamakan buku banyak”, ungkapnya saat dihubungi, Selasa (9/7).
Jupri meminta Pemerintah dalam hal ini Disdikbud Tangsel transparan dalam penyelenggaraan dana proyek pengadaan buku tersebut, sehingga masyarakat dapat menilai kegunaan dan manfaatnya.
“Harus transparan jika memang sudah di anggarakan,” tambah Jupri.
Berdasarkan data yang diperoleh, program pengadaan buku literasi sekolah ini merupakan program kedua kali Dindikbud Tangsel, pada tahun 2017 lalu Dindikbud Tangsel telah menyalurkan buku ke 90 SDN dengan anggaran mencapai 3,2 Milyar, sementara untuk tahun ini 2,3 Milyar yang ditujukan untuk 67 SDN, terdiri dari 1 Paket buku dan 3 unit lemari untuk masing-masing Sekolah menurut catatan lembar sekolah penerima yang didapat wartawan.
“Sudah dari 2017 (program ada), tapi kenapa masih ada beli buku segala. Sebenernya dindik Tangsel pernah Monev atau tidak, karena persoalan yang terjadi selalu sama dan tidak pernah selesai” tegasnya.
Pantauan wartawan dilapangan, kuantitas dan item barang yang telah dikirim oleh Dindikbud Tangsel ke Sekolah tidak sesuai ketentuan yang sudah tertera pada lembar daftar sekolah penerima bantuan.
Kepala Sekolah SDN Pamulang Barat Nining Wida Ningrum mengatakan paket buku tersebut sudah datang ke Sekolahnya hari Senin, (8/7) kemarin berbarengan dengan 6 unit lemari, 1 unit meja dan 5 kursi guru.
“Buku sudah dikirim ada 5 kardus berisi 90 judul buku, rencananya buku-buku ini akan ditempatkan di pojok-pojok kelas,” tutur Nining.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dindikbud Tangsel Virgo mengatakan buku tersebut merupakan sumber bacaan untuk pengembangan literasi Sekolah.
Saat ditanyai soal keluhan kepala Sekolah yang mengatakan dana BOS/BOSDa kurang untuk pengadaan buku utama siswa, Virgo berdalih bahwa buku penunjang juga sama pentingnya.
“Boleh-boleh saja (alokasi anggaran buku penunjang ditambahkan untuk dana BOSDa), tapi semua sudah ada aturannya dan buku itu (penunjang) butuh untuk pendidikan karakter,” jelasnya.
Virgo mengatakan program pengadaan buku ini sudah masuk proses pendistribusian, pada tanggal 17 Juli ke 67 SDN yang dituju sudah harus mendapatkan paket bantuan tersebut.
“SDN di Pamulang sudah mulai dikirim, dan tanggal 17 Juli harus sudah selesai, kalau tidak kita kena penalti,” tukasnya. (den)