Untuk Kepentingan Umum

Ini yang Curi Perhatian, Kang Galon Daftar Calon Walikota

 

Hari terakhir pendaftaran dan pengembalian formulir calon walikota/wakil walikota Tangsel di kantor DPC PDIP, di ruko Arcade, Kecamatan Serpong Utara, tidak selalu diisi dengan hiruk pikuk pendukung calon. Di tengah keramaian para pendukung, Selasa sore, ada pemandangan cukup menarik.

Yakni, kehadiran salah satu pendaftar bakal calon walikota. Ya, Yusrianto, salah satu pendaftar menyita perhatian pewarta yang sejak pagi hari “berkantor” di markas partai moncong putih.

Jika biasanya para calon datang menggunakan mobil mewah dengan pelbagai aksesorisnya, Yusrianto justru membawa motor roda tiga berisi puluhan galon. Tak hanya itu, ia juga hanya didampingi segelintir tim pendukungnya.

Menggunakan batik dengan motif-motif berlogo partai Banteng Putih, Yusrianto cukup percaya diri mendatangi kantor DPC PDIP. Kehadirannya pun menyita wartawan untuk kemudian mengabadikan kedatangannya.

Sayang, niat untuk menyerahkan formulir harus tertunda lantaran kantor ditutup sementara karena harus istirahat adzan Magrib.

Yusrianto pun mengisahkan keinginannya untuk maju dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Ia mengaku aktivitasnya sebagai tukang galon mengharuskan bertemu dengan sejumlah kalangan.

Dari tingkatan paling elite hingga kelas menengah ke bawah. Namun, pelanggannya didominasi orang-orang kurang beruntung.

“Dari interaksi tersebut ada kesadaran dalam hati bahwa mereka yang tak beruntung bukan karena takdir, tetapi ada sistem yang bikin mereka menjadi sulit,”katanya.

Nah, hasil obrolan dengan pelanggannya menyadarkan Yusrianto untuk berbuat lebih dengan masyarakat. Caranya dengan terjun ke politik. Lewat mendaftar untuk calon walikota ini menjadi salah satu jalan bagaimana merubah kondisi masyarakat.

“Kalau membantu orang mungkin kita bisa lakukan. Tetapi tidak besar. Kalau lewat kebijakan jika kita jadi walikota hasilnya jauh lebih besar. Makanya saya memberanikan diri ikut pendaftaran,” ujarnya

Ia pun mengisahkan kedatangannya menggunakan sepeda roda tiga. Yakni siapapun punya kebebasan untuk memilih dan dipilih. Artinya siapapun golongan masyarakat tersebut punya hak politik yang sama. Tidak ada yang membeda-bedakan.

“Dapat rekomendasi atau tidak itu urusan belakangan. Yang terpenting kita berjuang dulu,” ujarnya.

Dirinya pun sudah siap dengan resiko apapun ketika terjun ke politik. Termasuk dinamika yang terjadi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Baginya bukan soal menang atau kalah, tetapi memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa setiap warga negara punya hak yang sama. Tanpa memandang suku, agama, ras, hingga latar belakang ekonominya.

Di tengah-tengah wawancara dengan awak media, Yusrianto dipanggil panitia pendaftaran calon walikota. Ia pun pamit untuk segera menghadap panitia.
“Saya minta restunya. Mudah-mudahan diberikan kelancaran,” urainya sambil tersenyum. (dawson)

Berita Lainnya