Bakal calon Walikota Tangsel Muhamad mengisahkan keinginan untuk maju dalam kontestasi politik tahun depan. Menurutnya maju dalam pilkada hasil dari perenungan yang cukup panjang. Artinya bukan tiba-tiba ingin nyalon tetapi hasil dari diskusi yang tidak sebentar.
Ia mengungkapkan karirnya sebagai birokrat sudah paling tinggi. Tidak ada lagi yang lebih baik jadi seorang sekretaris daerah. Nah, karena sudah pada posisi tinggi, ia pun berfikir untuk bisa mengabdi kepada masyarakat. Bukan sebagai pegawai negeri tetapi menjadi walikota.
“Ini ikhtiar saya untuk mengabdi bukan sebagai pegawai negeri. Tetapi masuk ke ranah politik dengan mencalonkan diri sebagai calon walikota,” katanya sesuai mengembalikan formulir pendaftaran di DPC PDIP, ruko Arcade, Serpong Utara, kemarin.
Muhamad mengaku sudah siap menanggung risiko dalam peruntungannya. Ia merelakan pensiun dini meski masa tugasnya masih enam tahun lagi.
Bagi dia hal tersebut tidak masalah karena untuk maju dalam kontestasi ada sebuah resiko. Termasuk meletakkan jabatannya sebagai orang nomor satu di birokrat Tangsel.
“Ketika kita sudah berjuang tidak boleh setengah-setengah. Harus sepenuh hati. Ketika memang saya harus pensiun dini itu akan saya lakukan,” ujarnya.
Ia mengaku sudah memikirkan secara matang ketika hendak mengambil formulir pendaftaran di PDIP. Pasti banyak yang menyoroti sekda nyalon walikota. Namun, itu tidak jadi soal selagi pekerjaannya bisa dilakoni dengan baik. Artinya proses pencalonnya tidak akan menganggu posisi sebagai sekda.
“Saya profesional bisa membedakan jadi sekda sama posisi ketika menjadi bakal calon walikota,” ungkapnya.
Seperti diketahui Muhamad menjadi salah satu bakal calon yang mendaftar lewat PDIP. Sebanyak 20 orang mengambil formulir pendaftaran, dimana 19 orang mengembalikannya berkas.
Selain Muhamad, wakil Walikota Benyamin Davnie, lurah Cipayung Tomi Patria, akademisi Unpam Suhendar juga ikut audisi yang digelar partai besutan Megawati Soekarnoputri ini. (dawson)