Untuk Kepentingan Umum

HIPPI Tangsel Optimis Tahun Depan Ekonomi Kembali Cerah

Jaringan pengusaha menerawang tahun 2021 memiliki kesempatan yang cerah. Hal itu tertuang dalam  diskusi bertajuk Outlook Ekonomi Tangsel 2021, Peran Pengusaha Lokal  Dalam Proses Pembangunan di  Tangsel” , Kamis (17/12). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Pribumi (HIPPI) DPC Tangsel, di salah satu rumah makan bilangan Serpong.

 

Turut hadir Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, dengan pengantar pembukaan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Ketua DPRD Tangsel Abdul Rasyid, para narasumber yakni Ketua HIPPI DPC Jakarta Sarman Simanjorang, Ketua HIPPI Banten Syaiful Bahri dan pengusaha nasional M Hassan Gaido.

 

Ketua DPRD Tangsel Abdul Rasyid mengungkapkan keberhasilan pembangunan ditentukan oleh tiga elemen, yaitu pemerintah, pengusaha dan masyarakat.

“Kami dalam DPRD tidak lepas dari tiga fungsi DPRD fungsi anggaran legislasi dan pengawasan, sehingga menopang dalam progres 2021. Memang dampak pandemi, APBD turun, yang mana untuk 2021 prioritasnya pemulihan kesehatan dan sosial serta ekonomi,” ujarnya.

 

Pihaknya merancang lima raperda, di antaranya memperkuat regulasi penguatan ekonomi. Dengan kebijakan mampu menciptakan iklim kondusif dalam konteks pemilihan ekonomi. “Harapan besar saya daya beli masyarakat meningkat,” ujarnya.

Ketua HIPPI Tangsel M Istijar Nusantara optimis 2021 adalah masa depan yang cerah. Di balik krisis ada peluang, ada kemajuan, makanya dirinya menekankan kepada para kawan-kawan  yang masih bertahan di Covid ini, Insya Allah ke depan akan bisa bangkit kembali. 

Wakil walikota tangsel  Benyamin Davnie menjelaskan Corona tak harus dilihat dari perspektif yang lain. Selama ini dilihat dari kesehatan dan musibah. Tapi orang tidak sadar bahwa Corona memberikan pelajaran. Merubah cara hidup dan perilaku, meski acapkali tidak betah pakai masker.

 

“Meski ekonomi menurun dan melambat tapi di masyarakat tidak ada yang tak punya beras kemudian angka kriminal meningkat. Bukan mereka tidak punya uang tapi menahan karena takut untuk belanja. Dan ekonomi kreatif menjadi tulang  punggung ekonomi kita ke depan,” ujarnya.

 

Meski demikian, ia mengakui kalau daya beli memang turun, namun  tidak hilang. Beberapa sektor yang turun, seperti propety, tapi makanan dan fashion tidak mengalami penurunan besar.

“Memang tidak mudah mengelola pemerintah dengan pandemi. Tapi jika tidak dikelola akan mundur. Kita akan hadirkan hukum pasar dengan pedagang dan pembeli. Soal selera masing-masing kualitas. Pedagang era saat ini, tak hanya bergantung dari penjualan konvesional tapi harus menggunakan internet,” jelasnya.

 

 

 

Ketua HIPPI DKI Jakarta DPC Jakarta Sarman Simanjorang, memaparkan pertumbuhan penduduk menjadi salah satu daya tarik investor. Instruktur DKI Jakarta dan Tangsel ditopang perdagangan dan jasa,  yaitu 75 persen dan sisanya manufakturing.

 

“Makanya menjadi harapan ke depan yaitu peluang diperdayakan dari sisi pengusaha lokal, misalnya membuat regulasi setiap investasi dengan angka tertentu harus melibatkan pengusaha lokal sebagai kewajiban,” ia menyarankan.

 

Kedua UKM di Tangsel sangat baik dan cukup banyak maka pembinaan dan pemberdayaan harus ditingkatkan. Tinggal mengawinkan potensi yang ada di Tangsel. Serta Tangsel, adanya BUMD prospeknya sangat besar. Tapi bagaimana BUMD mampu membentuk berbagai bidang sesperti bidang pangan, bidang pasar dll.

Ketua HIPPI Banten  Syaiful Bahri, menekankan pentingnya kreativitas bukan mencari peluang semata tapi membuat peluang. HIPPI Banten siap mengkolaborasikan dengan HIPPI kabupaten kota, agar HIPPI harus bangkit.” Jangan sampai jadi gelandangan di kampung sendiri sebagaimana “Mahathir Muhamad menekankan agar investor yang masuk perlu melibatkan pengusaha kepada pengusaha melayu. Ini kata-kata yang saya ingat dan cocok untuk HIPPI oleh pemerintah,” saran ia.

 

H M Hassan Gaido menjelakan, dengan covid semua terjadi resesi  termasuk Indonesia. Apa bedanya resesi dengan krisis. Kalau krisis hanya satu negara seperti tahun 1998. Sedangkan oportuniti di Tangsel setelah covid yaitu ekonomi syariah, ketahanan pangan berbasis pondok pesantren dan komunitas. (rls)

Berita Lainnya
Leave a comment