Untuk Kepentingan Umum

WJA Dapat Proyek Garap Pesawat Cessna

TANGERANG- Wira Jasa Angkasa (WJA) perusahaan yang bergerak dibidang pemeliharaan dan penyediaan perlengkapan pesawat udara ditunjuk oieh Textron Aviation sebagai Authorized Service Facility untuk perawatan pesawat jenis Cessna Caravan 208 pertama di Indonesia. WJA berbasis di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Penunjukan ini diraih WJA setelah melalui tahapan penilaian dan memenuhi semua persyaratan utama yang diberikan Textron Aviation dengan dikeluarkannya sertifikat Textron Aviation Authorized Service Facility. Penyerahan sertifikat tersebut diserahkan Chris Bogaars selaku Textron Aviation Sales Director Asia Pacific kepada Sudrazat selaku Direktur Wira Jasa Angkasa, Rabu (22/11/17), di Jakarta.

“Kami sangat bangga menerima sertifikat Textron Aviation Authorized Service Facility untuk Cessna Caravan 208. Ini sebagai bukti bahwa WJA merupakan perusahaan bengkel perawatan pesawat pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapat pengakuan dari Textron Aviation,” katanya.

Ia menambahkan, WJA yang saat ini bermarkas di Halim memiliki layanan untuk mendatangkan teknisi. Yakni jika ada pesawat yang membutuhkan perbaikan di suatu daerah, dan mengalami kendala pesawat tidak bisa dibawa maka tim nya bisa datang ke lokasi.

“Kami telah siapkan layanan ini, dan kami telah bentuk tim nya. Ini sebagai bentuk optimalisasi layanan kami kepada klien kami,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama Chris Bogaars menjelaskan dengan adanya kerjasama ini diharapkan mampu memberikan layanan yang lebih komprehensif, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

“Kedepannya kami yakin bahwa bisnis MRO di Indonesia akan terus tumbuh pesat, demikian dengan WJA, akan semakin berkembang karena memiliki sumber daya yang kompeten,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum IAMSA Richard Budihardianto menjelaskan bahwa bisnis Maintenance Repair and Overhaul (MRO) di Indonesia akan terus berkembang seiring bertumbuhnya industri penerbangan, namun demikian masih terjadi ketimpangan dengan sedikitnya bengkel pesawat yang ada di Indonesia.

“Saat ini di Indonesia 60 persen perbaikan pesawat dilakukan di luar negeri, padahal setiap tahunnya angka nya mencapai 1,5 miliar dollar. Oleh karena itu kami mendorong setiap anggota kami untuk mampu melakukan kerjasama dengan pihak luar, seperti yang dilakukan WJA saat ini,” tandasnya. (kung/firda)

Berita Lainnya
Leave a comment