Jurnalisme atau pemberitaan pada mulanya adalah sarana masyarakat untuk menyiarkan atau mempublikasikan pandangan kritis terhadap pihak penguasa dan kerajaan pada masa awal pembebasan masyarakat dari kekuasaan monarki Eropa, menuju modernitas, zaman pencerahan. Ia menjadi alat kritik dan pengungkapan rahasia penyimpangan kekuasaan yang disyiarkan kepada masyarakat luas, sehingga pemberangusan usaha ini sering ditemukan dalam sejarah sampai saat ini.
Publikasi ini sebelumnya menyangkut buku dengan segala isinya sebagai publikasi awal sejak penemuan mesin cetak, sebagai pemicu suatu revolusi sosial. Karena itu, percetakan yang mandiri, kemudian mencetak buku apa saja dengan catatan bahwa percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku.
Media massa atau dulu dikenal dengan jurnal (harian, atau terbitan berkala) meningkat pesat untuk memberitakan berbagai informasi seiring dengan pengembangan mesin cetak. Ia menjadi sarana terpercaya bagi masyarakat untuk mendapatkan hak informasi tentang politik, ekonomi dan apa saja sebenarnya, termasuk pornografi yang diperjualbelikan secara diam-diam atau black market. Ia pun menjadi semacam iman baru, sumber bacaan agama baru, agama masyarakat “modern”.
Lantaran orang memuja media massa sebagai sumber kebenaran, maka masyarakat modern tidak menyorot isinya, tetapi bentuknya. Inilah peralihan penting pada awal abad 20, sehingga media massa dijadikan alat propaganda dari pertarungan ideologi, politik, ekonomi, dan persaingan bebas. Media massa kemudian menjadi ladang bisnis yang menggiurkan bagi pemilik modal. Atau seperti pernah dikritik oleh pendiri sejati dari media massa modern, Edward Bernays, media massa masa kini adalah “the conscious and intelligent manipulation of the habits and opinions” (penyalahgunaan kecanduan dan opini masyarakat secara terencana dan cerdik).
Opini dan pikiran anda saat ini pada umumnya bukan berasal dari olah pikir dan pengalaman anda sendiri, tetapi wakil dari kekuasaan politik dan ekonomi yang bertarung, dan mempengaruhi bidang lainnya. Sampai saat ini pun, semua invasi negara adi daya seperti Amerika Serikat, pada mulanya menggunakan media massa untuk membentuk pandangan masyarakat tentang kejahatan negara yang disasar oleh serangan militernya, atau provokasi perang saudara di dalam negeri yang memicu penggulingan kekuasaan politknya.
Anda menjadi manusia yang terbingkai media tanpa disadari. Seolah-olah anda adalah makhluk hidup yang dipenjarakan oleh media massa untuk kepentingan media dan kekuasaan poitik di dalamnya. Kini, apakah anda tunduk pada pembingkaian itu, atau anda menjadi diri sendiri? Sikap kritis atas segala informasi yang lalu lalang di langit-langit dan cakrawala pikiran anda, bisa membantu anda menjadi manusia bebas dan kritis, sesosok insan ilmiah, sebagai pelaku sejati dari kebaharuan dan pembaharuan. Karena ilmu sesungguhnya revolusioner, apapun bidangnya. (*)
Hidayat Purnama
aktivis sosial