Banksa Suci Juara Satu Komunitas Peduli Sungai
Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksa Suci), meraih juara satu dalam ajang pemilihan komunitas peduli sungai tingkat Provinsi yang digelar oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten, Kamis ( 29/03/2018).
Banksa Suci menyisihkan lima komunitas lainnya yang mewakili kota dan kabupaten di Provinsi Banten. Yakni, Komunitas Daun Nusantara Kabupaten Lebak, Komunitas Cikal Adventure Kabupaten Serang, Komunitas Pokmas Kali Cisalak Kota Tangsel dan Komunitas Badak Club Kabupaten Pandeglang.
Kasi Penatagunaan SDA DPUPR Endang Sudrajat berharap setelah hasil dari lomba ini, komunitas peduli lingkungan bisa lebih banyak lagi. Ini agar menjaga kebersihan dapat menjadi jawaban akan pentingnya pelestarian lingkungan
“Juga bisa menjaring komunitas peduli lingkungan khususnya komunitas peduli sungai di Banten lebih berkembang lagi,” ujar Endang.
Selain itu, komunitas peduli lingkungan bisa lebih bersinergi dan memotivasi untuk menumbuh kembangkan komunitas baru di bidang lingkungan.
Ia mengatakan, selain Komunitas Banksa Suci yang mewakili Kota Tangerang menjadi juara. Ada juga komunitas Stacia Hijau perwakilan Kabupaten Tangerang yang menjadi juara kedua. Disusul Komunitas Daun Nusantara Kabupaten Lebak. “ Adapun pemenang lomba akan akan mewakili provinsi Banten ke tingkat Nasional,” jelasnya.
Sementara Direktur Exsekutif Banksa Suci Uyus Setia Bhakti mengatakan, keberhasilan yang diraih ini berkat kerja keras dari teman – teman yang selama ini bersama – sama bekerja keras dengan cinta dan ikhlas. Tujuannya untuk membangun dan menjaga Sungai Cisadane agar terhindar dari pencemaran sampah rumah tangga mauapun limbah industri.
“Barangkali melalui lomba ini merupakan langkah awal untuk memuliakan keberadaan dan fungsi sungai. Sehingga semua insan menyadari bahwa sungai Cisadane adalah sumber air kehidupan yang tidak dapat terganti dengan apapun,” ucap pria yang akrab di panggil Kang Uyus.
Oleh sebab itu ia berharap, penyelamatan sumber air dan sungai dilakukan lebih masih dan menghindari dari seremoni belaka.
“Tentunya hal tersebut harus dibarengi dengan penegakan hukum terhadap perusakan sumber daya air. Jika ini bisa diwujudkan, saya yakin pelestarian lingkungan akan berhasil dengan baik. Tentunya dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang berbasis kearifan lokal,” ungkapnya. (man/firda)