Untuk Kepentingan Umum

12 Jam di Korsel Citra Kejam Jong-un Luntur

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dicitrakan oleh media barat sebagai sosok yang otoriter, bengis, kejam dan peganggu. Citra tersebut tercermin selama bertahun-tahun lamanya. Celakanya citra tersebut seolah dibenarkan karena memang tidak ada yang menjanggahnya.

Namun, saat Kim berkunjung ke Korsel, citra tersebut lenjap seketika. Aksi Jong Un selama 12 jam, saat menginjak tanah Korsel, Jumat 27 April 2018, mengubah prospek perdamaian Semenanjung Korea. Menyuguhkan kerendahan hati, senyum, dan canda digambarkan Jong Un.

Tak lagi, ia melontarkan kalimat propaganda yang memantik panas. Selama ini, Kim Jong Un jarang meninggalkan negaranya untuk berkunjung ke negara lain. Apalagi ke Korrsel.

Publik Korsel pun bisa langsung melihat figur Jong Un di TV. Jutaan orang Korsel menyaksikan senyum dan canda Jong Un dengan pemimpinnya, Moon Jae-in selama pertemuan bersejarah tersebut.

“Saya selama ini, hanya melihat dia di media. Biasanya berdiri dengan bicara nuklir atau acara politik. Tapi sebenarnya, dia tampak cukup ramah dan hormat, ketika dia menyapa Moon,” kata Lee Soo-kyung, seorang guru 34 tahun di Seoul seperti dilansir dari Reuters, Sabtu 28 April 2018.

Namun, cara Jong Un ini sempat ditanggapi dingin sejumlah pejabat dan pakar Amerika Serikat. Mereka belum melihat ketulusan Jong Un dalam membangun perdamaian Semenanjung Korea.

Ada anggapan cara Jong Un ini sebagai lobi Korea Utara untuk memenangkan bantuan dari sanksi ekonomi terhadap Pyongyang.

Citra Jong Un sering menunjukkan citra kejam. Dia dituduh telah membunuh saudara tiri dan pamannya untuk mengonsolidasikan kekuasaannya. Selama di bawah kepemimpinan Jong Un, Korut memiliki banyak pembangkang dan lawan politik di dalam negeri.

Pakar intelijen AS coba menerka sosok Jong Un untuk Presiden Donald Trump menjelang forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Maklum, sosok Jong Un selama ini menutupi diri untuk berkomunikasi dengan pemimpin negara lain.

Adapun dalam pertemuan Kim dan Moon berjanji pertemuan puncak pada Jumat, kemarin untuk ‘denuklirisasi lengkap dari semenanjung Korea. Kedua pihak juga siap bekerjasama dengan Amerika Serikat dan China tahun ini. Selain itu, sepakat secara resmi mengakhiri resmi Perang Korea 1950-an. (viva.com/firda)

Berita Lainnya
Leave a comment