Menyelamatkan Marwah Perjuangan, HMI Ciputat Kritik Program Kerja PB HMI

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Bidang Hukum dah Hak Asasi Manusia, Wahid Sabekti, kamis (16/08) menilai, program kerja yang dicanangkan oleh Pengurus Besar (PB) HMI kurang subtansial.

Pernyataan itu disampaikan Wahid Subekti, saat dimintai komentar tentang rencana Pengurus Besar (PB) HMI, yang mendaftar sebagai lembaga pemantau independen ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia, beberapa hari lalu.

“Bila kita lihat, Program kerja PB HMI saat ini banyak yang kurang subtansial, menurut saya, gagasan pengurus besar, yang mendaftarkan PB HMI menjadi lembaga pemantau, justru kurang subtasial, dan cenderung mengecilkan marwah HMI sebagai organisasi perjuangan,” kata Wahid.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan, Abdul Aziz mengatakan, PB HMI akan mendaftar sebagai lembaga pamantau independen ke Bawaslu.

Selain itu, Aziz juga mengatakan, PB HMI juga akan melibatkan 217 Cabang, 20 Badan Koordinasi, dengan target 10.000 relawan yang tersebar di 34 Provinsi.

“Mengawal demokrasi ini, bukan dimulai dari atas (elite), tetapi harus dari bawah, saya gak tau juga, apakah sejauh ini PB HMI sudah memberikan kesadaran politik belum ke masyarakat kelas bawah, tapi kalau kunjungan ke Parpol-Parpol sudah di lakukan.” cetus kader yang biasa di panggil Acung.

Sementara itu, salah satu fungsionaris HMI Cabang Ciputat, Adhia Muzaki juga saat ditanya Jurnalis, angkat bicara.

Ia menambahkan, sebagai organisasi perjuangan seharusnya program kerja yang di jalankan PB HMI harus memiliki output yang jelas, dan terarah.

“Seharusnya PB HMI ini bila buat kegiatan, ya yang subtansial, dan memiliki output yang jelaslah. Jangan terkesan seremonial,” tambah Adhia Muzaki.

Sampai berita ini diturunkan, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) belum menanggapi dan belum memberikan komentar, baik dari Ketua Umum PB HMI, maupun Bidang terkait. (den).