Untuk Kepentingan Umum

Program BPJS Kesehatan Keren Banget, Ini Salah Satunya

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus lakukan sejumlah terobosan guna meningkatkan layanan. Salah satunya dengan penerapan digitalisasi rujukan atau rujukan online. Tujuannya memberi kemudahan dan kepastian bagi peserta dalam mendapatkan pelayanan. Uji coba fase 1 rujukan online dimulai sejak 15 Agustus dan kini memasuki fase 2 sejak  1 September  hingga 15 September.

“Banyak hal positif yang diperoleh dari ujicoba selama fase 1. Antara lain terkumpulnya data rumah sakit rujukan beserta dokter spesialis/subspesialis berikut jadwal prakteknya. Lalu teredukasinya Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk disiplin menggunakan aplikasi P-Care. Selain itu teredukasinya Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk senantiasa melengkapi dan meng-update data kompetensi dan sarana serta mulai dikenalnya konsep rujukan online bagi peserta,” jelas Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tangerang, Elfanetti, kemarin.

Elfanetti menjelaskan, FKTP di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan yang berjumlah 186 sudah mengakses aplikasi PCare secara realtime online dan siap memasuki fase 2.

Dari hasil ujicoba fase 1, BPJS Kesehatan juga menerima masukan-masukan konstrukstif terhadap beberapa kondisi kasuistik yang menjadi kendala di lapangan. Misalnya masih ada data dokter spesialis/subspesialis yang kurang lengkap, mapping rumah sakit tujuan rujukan yang belum sesuai dan rujukan kasus-kasus khusus yang belum seluruhnya terakomodir dalam sistem.

Kini, memasuki ujicoba fase 2, telah dilakukan berbagai penyempurnaan antara lain kemudahan FKRTL dalam melakukan edit data kompetensi dan sarana di aplikasi Health Facilities Information System (HFIS). Kedua perbaikan data mapping FKRTL (Rumah Sakit dan Klinik Utama).

Yaitu fasilitas kesehatan rujukan mana saja yang bisa dirujuk dari puskesmas, dokter praktik perorangan dan klinik pratama berdasarkan jarak dan kompetensinya. Penambahan fitur untuk rujukan kasus-kasus tertentu yang membutuhkan perlakuan khusus seperti kanker, hemodialisa, thallasemia, hemofilia, transplantasi hati, transpalantasi ginjal, TB, jiwa dan kusta.

“Melalui penyempurnaan-penyempurnaan tersebut diharapkan dalam fase 2 ini pelaksanaan sistem rujukan online ini akan semakin baik dan dirasakan manfaatnya oleh peserta. Pada jangka panjang, digitalisasi rujukan ini akan mendekatkan peserta JKN-KIS dengan fasilitas kesehatan dan mengurangi antrean dalam pelayanan kesehatan,” katanya. (firda)

Berita Lainnya